Sejak tadi telapak tangan lelaki itu mengepal kadang mengendur. Posisi duduknya juga terlihat tidak nyaman. Terlihat sedari tadi selalu membenarkan posisi duduk. Sesekali berdiri karena dirasa emosinya sudah sampai puncak ubun-ubun. Demi menjaga nama baik kekasihnya Awan hanya mampu menahan emosi sedari tadi. Salah dia sendiri ngotot ikut Vanya pemotretan.
Tidak masalah kalau Vanya melakukan pemotretan karena memang itu pekerjaannya. Yang menjadi masalah bagi Awan adalah pakaian yang Vanya kenakan serta pasangan model yang saat ini berpose mesra dengan kekasihnya. Enak saja laki-laki lain menyentuh kekasihnya seperti itu. Jelas Awan marah, Awan pastinya cemburu.
"Oke break dulu lima belas menit, sekalian Vanya benerin make up..." Interupsi sang fotografer. Vanya dan model laki-laki pasangannya tersebut segera ke tempat masing-masing. Vanya duduk santai, make-up artis yang disediakan sudah dengan cekatan tahu apa yang harus dia kerjakan.
Awan mendekat ke arah kekasihnya. Menarik kursi kosong dan duduk disamping Vanya.
"Capek...??!" Tanya Awan karena yang dia lihat Vanya seakan-akan merasa lega setelah ada kesempatan duduk.
"Iyaa..." Rengek Vanya dengan sangat manja.
"Aku tungguin sampe kelar, pulangnya beli sop buntut mau...???" Awan memberi tawaran yang jelas-jelas tidak akan pernah Vanya tolak. Vanya penggila sop buntut, jelas tawaran dari Awan menjadi tambahan semangat untuk dirinya agar segera menyelesaikan pemotretan hari ini.
"Mauu....!!!" Seru Vanya kelewat bersemangat.
Setelah make-up artis yang mengurus Vanya menyelesaikan pekerjaannya, dia meninggalkan Vanya dengan Awan hanya berdua saja. Karena make-up Vanya tidak perlu banyak ditambah, masih stay sedari pertama dirias.
"Sayang, emang harus ya pose kamu sama dia sampai mesra banget kaya tadi....???" Awan sudah gatal ingin mengucapkan itu sedari Vanya masih melakukan pemotretan.
"Ya harus..." Jawab Vanya singkat. Tangannya sibuk melihat akun Twitter miliknya.
"Sampai nempel banget kaya tadi gitu...???" Awan tidak habis fikir, ternyata pekerjaan Vanya benar-benar beresiko untuk menaikkan tekanan darahnya.
"Kerjaan kaya gini harus profesional by, kadang klien nuntut harus ini itu. Sedangkan kita yaa cuma bisa nurut." Jelas Vanya memberikan Awan pengertian.
"Tapi aku kurang sreg lihat kamu sampai begitunya." Awan mengeluarkan sesuatu yang mengganjal dari hatinya, karena selama berpacaran baru kali ini Awan memaksa untuk ikut Vanya kerja. Karena ternyata yang Awan lihat antara hasil dan prosesnya benar-benar luar biasa. Kalau dari hasil memang setahu awan bagus, tidak ada yang aneh-aneh hanya foto berdua saja dan selesai. Tapi ternyata proses yang dilalui banyak sekali adegan yang ternyata membuat Awan ingin mencak-mencak.
"Ya tadi sampe hampir cium kamu gitu hlo yang, mana harus diulang-ulang terus lagi posenya." Awan berkata dengan ekspresi kesal diwajahnya sangat ketara.
"Sabar yaa by, bentar lagi kelar kok. Makanya aku tadi enggak mau kamu ikut."
"Biar kamu makin leluasa gitu. Tadi juga aku lihat kamu ngarahin partner kamu itu biar makin mepet sama kamu." Awan sedang dalam mode emosi tingkat tinggi sekarang.
Vanya hanya bersikap profesional, lagi pula partner modelnya hari ini belum lama ada didunia yang Vanya geluti. Wajar saja masih harus diarahkan.
"Dia anak baru, aku cuma kasih tahu dia apa yang harus dia lakuin." Tumben Vanya tidak bar-bar. Memberi penjelasan pada Awan dengan sangat lembut.
Awan diam, jelas dirinya enggan membahas itu sekarang. Bisa-bisa dirinya akan meledak-ledak jika menuruti ego. Biarkan Vanya melakukan pekerjaannya dulu hingga usai. Masalah ini akan dia bicarakan nanti saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Cla
Romance-CLARISSA ISVARA DHARMA- Umur 28 tahun, Cantik, sukses, kaya, dihormati, dermawan, anak tunggal. Kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya adalah SEMPURNA. Akan tetapi kata sempurna tidak untuk kisah percintaannya. Kembali dipertemukan dengan mant...