PART 48

11.8K 577 15
                                    

Happy reading, selamat berhari minggu untuk semuanya 😘😘
Jangan lupa kasih bintang🥰

Rintik hujan yang turun sejak jam 7 malam tadi tidak menunjukkan akan segera berakhir. Bahkan menurut Clarissa tetesan airnya kian malam kian datang beramai-ramai. Rumahnya sudah sepi. Padahal baru jam setengah 9 malam. Semua ART yang menempati paviliun yang letaknya dibelakang Rumah utama juga sudah ada di tempatnya masing-masing. Hanya mbak Narti yang kamarnya menjadi satu dengan rumah utama.

Eva tentu saja dirumah sakit. Mulai siang tadi dia sudah bisa merawat suaminya, karena Yudhi sudah berpindah ruangan. Awalnya Clarissa ingin sekali bermalam dirumah sakit menemani mamanya. Tapi Eva melarang, baginya lebih baik Clarissa tidur dirumah yang tempatnya jauh lebih nyaman dari pada rumah sakit.

Clarissa suka hujan, tapi dia benci kehujanan. Tubuhnya ringkih jika harus berhadapan dengan air hujan. Entah kepalanya jadi pusing, atau dia terserang demam, atau bisa jadi dia batuk pilek dan bersin-bersin. Pokoknya Clarissa lebih baik menunggu hujan benar-benar reda.

"Mbak Clarissa...!!!" Sapa Narti saat mendapati Clarissa masih bekerja diruang santai yang letaknya tepat didepan kamar Clarissa.

Clarissa hanya melihat sebentar, karena pasti mbak Narti hanya berniat ingin menutup tirai dan memastikan seluruh jendela rumah sudah terkunci.

"Sudah malem lho mbak. Kerja terus apa enggak capek..." Kata Narti dengan pelafalan bahasa Indonesia yang medhok khas orang Surabaya.

"Capek mbak...." Jawab Clarissa jujur.

"Mau saya pijit mbak...???"

Sungguh Clarissa ingin mengatakan 'iya' dengan tawaran yang baru saja mbak Narti sampaikan kepada dirinya. Tapi Clarissa juga tahu kalau mbak Narti juga capek bekerja seharian mengurus rumahnya.

"Enggak mbak. Enggak usah." Jawab Clarissa  menolak.

"Enggak apa-apa mbak."

"Enggak usah mbak. Begitu selesai tutup tirai sama kunci pintu sama jendela langsung tidur aja."

"Mbak Clarissa enggak butuh apa-apa lagi...???" Tanya Narti sopan.

"Enggak mbak."

"Atau mau dibuatin teh...???"

"Ini udah." Kata Clarissa menunjuk mug biru yang hanya dia saja yang boleh menggunakan dirumah ini.

"Tapi mbak Clarissa belum makan kayanya."  Karena seingat Narti Clarissa tidak meminta dirinya memanaskan lauk. Lagi pula memang mereka tidak masak banyak beberapa hari ini, semenjak Yudhi masuk rumah sakit.

"Nanti gampang, bisa pesen lewat ojol." Kata Clarissa.

"Ya sudah mbak kalo gitu, saya nutup gorden dulu." Narti kembali melanjutkan pekerjaannya. Clarissa juga kembali meneliti pekerjaan yang di bawanya pulang.

Kesepian kembali menghampiri Clarissa begitu Narti sudah kembali ke bawah. Clarissa menyalakan televisi dihadapannya dan memilih siaran random tanpa berniat menonton. Setidaknya suara televisi mampu memecah kesunyian yang sedang Clarissa rasakan.

Clarissa berdiri, meregangkan otot-otot tubuh dan persendiannya yang terasa kaku. Bergerak kekanan dan kekiri untuk stretching ringan. Clarissa memutuskan untuk tidak memesan makanan via online. Dia lebih memilih untuk membuat mie rebus dengan telur dan tambahan sayuran. Lagi pula cuaca sangat mendukung sekarang untuk mengolah mie instan.

Clarissa sedikit kurang beruntung malam ini. Karena ternyata persediaan mie instan yang disimpan dalam kitchen kabinet hanya ada mie instan goreng. Bukan mie rebus yang dia bayangkan tadi.

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang