PART 2

36.8K 1.6K 25
                                    

"Lo kenapa sih Cla. Ga biasanya kicep aja kaya gini." cecar Vanya merasa ada yang salah.

"Ada something tadi pagi." kali ini Nessa yang angkat bicara.

"Apa sih, gue lewatin sesuatu yang penting deh kayanya ??!" tanya Vanya penasaran.

"Gue enggak berani kasih bocoran deh. Yang bersangkutan disini soalnya." ujar Nessa sambil melirik Clarissa yang masih santai memotong daging steak dihadapannya.

"Cla ??" tanya Vanya memperjelas. Aku yang memang sedang malas membahas kejadian tadi enggan menjawab apa yang Vanya ingin tahu. Tapi bukan Vanya namanya kalau hanya puas dengan diamku ini. Tatapannya terus terarah kepadaku, pertanda ia ingin seluruh perhatianku beralih padanya dari pada terus fokus memotong kecil-kecil daging steak bersaus black paper dihadapanku ini.

"Jangan bahas sekarang yaa."

"Lha terus mau bahas apa kalo enggak dibahas sekarang."

"Ya bahas apa kek gitu yang lebih berfaedah."

"Boleh gue tebak." ujar Vanya menantang.

"Mending makan dulu. Kagak baek makan sambil ngobrol, apalagi ghibah. Enggak barokah." kata Nessa menengahi.

"Okay fine. Setelah makanan lo-lo pada udah habis, gue wajib tahu apa yang udah terjadi."

kami makan dengan tenang, khidmat, dan sangat menikmati menu pilihan Nessa. Lidah ibu rumah tangga memang tidak bisa dibohongi. Sedikit bercerita tentang kedua sahabatku. Nessalina Humaira atau yang lebih sering dipanggil Nessa. Cantik, tinggi sekitar 157cm, pendek memang dibanding aku ataupun Vanya, cerdas tentu saja, Usia 28 tahun, hobby memasak dan bercocok tanam. Pekerjaan sebagai Sekretarisku. Sudah menikah kurang lebih 6 tahun, tetapi belum dikaruniai anak. Suaminya Ramadhani Hananto 3 tahun lebih tua dari Nessa. Pekerjaannya sebagai pengacara. Memiliki Law Firm yang ia kelola bersama sahabatnya waktu kuliah dulu.

Sahabatku yang kedua Lavanya Agatha bisa kalian panggil Vanya. Dia model, cantik tentu saja, followers instagramnya mencapai 4,5jt, umurnya sama denganku 28 tahun, centil, ceriwis, ceria, pokoknya diantara kami bertiga hanya Vanya yang sering bertingkah konyol. Paling tinggi diantara kami 182cm. Masih jomblo padahal ibunya sudah sering memaksanya untuk segera menikah. Pecinta kucing, tetapi tidak memiliki kucing 1 pun. Dengan alasan sang ibu geli dengan bulunya, dan sering bersin-bersin apabila bersentuhan langsung dengan kucing. Anak yatim, papanya meninggal waktu kami kelas 2 SMA. Memiliki kakak laki-laki yang sudah menikah tetapi tinggal di Bandung bersama istri dan 1 anaknya.

"Jadi bisa mulai ceritanya nona ??" tanya Vanya setelah meja kami dibersihkan oleh pelayan dan di ganti dengan beberapa menu camilan.

Aku masih diam, bukan berarti aku tidak ingin bercerita kepada Vanya. Aku hanya bingung ingin memulai dari mana. Mereka berdua, Nessa dan Vanya memandangku secara bersama. Tangan Nessa menggenggam tangan kiriku. Sedangkan Vanya yang berada didepanku menggenggam tangan kananku.

"Kita bakalan selalu ada buat lo Cla." ucap Nessa dengan lembut. Vanya hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya. Lalu mereka berdua melepaskan genggaman tangannya karena mereka sudah paham setelah ini aku akan mulai bercerita.

"Gue ketemu dia lagi Nya," ujarku.

"Dia siapa ??" tanya Vanya kebingungan.

"Raka." jawab Nessa karena aku terdiam beberapa saat.

"Gimana bisa, itu bulus bukannya enggak di Jakarta !!!" ucap Vanya menggebu disertai kelopak matanya yang terbuka sedikit lebar.

"Gue enggak tahu kalau ternyata perusahaan yang bekerja sama dengan gue itu perusahaan kakeknya."

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang