Riuh tawa suara anak-anak memenuhi pendengaran Raka. Wanita cantik yang duduk tepat disamping kanannya melihat lurus kedepan. Tersenyum lebar melihat banyak anak kecil bermain. Berlari kesana kemari seakan tidak memiliki beban. Memang apa yang perlu dicemaskan anak-anak tersebut. Memang beban apa yang perlu ditanggung anak-anak seusia mereka.
Panti asuhan yang saat ini Raka datangi bersama Clarissa berdiri kurang lebih 5 tahun yang lalu. Clarissa lah pendirinya. Clarissa berfikir, Anak-anak yatim dan anak-anak yang sering dijumpai di lampu merah serta anak-anak kurang mampu wajib memiliki pendidikan. Karena memang tidak hanya panti saja, disini juga ada sekolah untuk anak-anak kurang mampu. Clarissa tentu menjadi donatur tetap. Serta banyak juga klien Clarissa yang turut andil menjadi donatur di yayasan yang diberi nama Tali Asih ini.
Minggu ini Clarissa datang membawa hiburan berupa badut dan banyak makanan juga yang Eva persiapkan khusus untuk acara hari ini. Banyak juga berbagai jenis kue yang dibuat khusus di toko roti milik mamanya Clarissa tersebut.
"Kamu sering kesini...???" Tanya Raka.
"Udah lama enggak kesini, terakhir kesini mungkin 3 bulan yang lalu."
"Kok aku enggak tahu kamu kesini...???"
"Weekend kan aku sama kamu terus..." Lanjut Raka bingung.
"Ya emangnya aku kesini minggu doang. Hari biasa juga bisa kan."
"Tapi kamu enggak cerita apa-apa ke aku..." Raka masih belum puas saja kalau dia sampai tidak tahu hal besar seperti saat ini. Rasanya Raka ingin marah, tapi untuk apa dirinya marah kalau yang Clarissa lakukan saja suatu hal yang positif.
"Yang penting kan kamu sekarang udah tahu." Clarissa tidak mau mengambil pusing. Raka saja yang responnya berlebihan.
"Aku mau jadi donatur juga disini."
"Yaa bagus itu. Biar nanti Yusuf urus berkasnya."
"Iyaa, secepatnya yaa..."
Clarissa tidak menjawab karena netranya fokus melihat anak-anak didepannya. Panti ini terbilang sangat luas karena berjajar dengan sekolah. Jadi lahannya juga pasti butuh banyak. Halaman belakang yang saat ini digunakan sudah dihias dengan berbagai pernak-pernik ala anak-anak.
"Dulu aku modal nekat bangun yayasan ini. Tapi alhamdulillah Allah selalu kasih jalan. Dan alhamdulillah banget usaha aku tiap hari makin maju. Rezeki yang Allah kasih enggak main-main semenjak ada mereka semua." Jelas Clariss, matanya masih memandang anak-anak.
"Kenapa kamu enggak cerita ke aku dari awal...???" Lagi-lagi Raka bertanya perihal alasan Clarissa.
"Buat apa. Kecuali kalau aku lagi ada rencana buat bangun ini semua pasti aku ngomong ke kamu."
Raka diam, karena yang Clarissa ucapkan memang benar. Lagi pula memang benar juga yang Clarissa ucapkan. Raka juga tidak bisa berbuat banyak.
"Bu Clarissa maaf yaa saya tinggal-tinggal. Baru bisa bertemu ibu." Kata kepala yayasan bernama Pak Syarif.
"Iya Pak Syarif, saya juga ngerti kok." Jawab Clarissa lembut.
"Pak Syarif perkenalkan ini Pak Raka. Beliau akan jadi salah satu donatur di yayasan." Clarissa memperkenalkan Raka kepada Pak Syarif.
"Selamat siang Pak Raka. Saya Syarif, kepala yayasan Tali Asih. Terimakasih banyak Pak Raka sudah berkenan untuk menjadi salah satu donatur kami." Pak Syarif memperkenalkan diri. Usia Pak Syarif seumuran dengan papa Clarissa, pembawaannya juga sangat hangat. Tutur kata yang keluar dari mulut beliau sangat lembut didengar.
"Iya Pak Syarif, Sama-sama. Semoga berkah untuk kita semua..." Raka dengan mantap menjabat tangan Pak Syarif.
"Aamiiiinnn." Ujar Pak Syarif dan Clarissa bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Cla
Romance-CLARISSA ISVARA DHARMA- Umur 28 tahun, Cantik, sukses, kaya, dihormati, dermawan, anak tunggal. Kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya adalah SEMPURNA. Akan tetapi kata sempurna tidak untuk kisah percintaannya. Kembali dipertemukan dengan mant...