Kurang lebih sudah 1 minggu berlalu setelah pertemuanku dengan Raka. Kegiatanku masih seperti biasa. Pagi pergi ke kantor, tiba dikantor pekerjaanku juga monoton itu-itu saja. Kadang juga ikut turun langsung ke proyek. Kadang juga pergi rapat ke beberapa kantor cabang. Jam kantor berakhir pukul 4 sore, kadang stay dulu 20-30 menit baru aku kembali ke apartemen untuk istirahat. Aku lebih senang tinggal di apartemen dari pada di rumah. Karena jaraknya yang sangat efisien dengan kantor.
"Kopi apa teh boss ??" tanya Nessa saat mengetahui aku baru saja akan masuk ke dalam ruanganku. Wanita berjilbab biru muda bermotif bunga itu juga mengikutiku dari belakang.
"Teh aja deh, belum sarapan soalnya."
"Okey." jawab Nessa sambil berjalan menuju sisi kiri ruanganku untuk meracik minuman yang aku pesan. Sebelah kiri ruanganku memang tersedia meja yang berisi dispenser, kopi bubuk, teh celup, creamer, gula dan ada juga beberapa minuman dingin yang terletak di dalam mini kulkas yang ada di bawah meja.
"Jam 10 ada meeting sama divisi pemasaran, mau bahas penjualan apartemen di Surabaya. Lanjut jam 11 ada Video conference sama kantor cabang di Manhattan."
"Terus jam makan siang ada undangan lunch dari Janardana Corp, sekalian mau laporin perkembangan kerjasama kita." jelas Nessa sambil meletakan cangkir warna putih disebelah kiriku.
"Pak Rudi yang undang??" tanyaku memastikan.
"Tadi sih sekretarisnya yang hubungi gue."
"Maksud gue bukan si Raka kan yang invite."
"Kayanya bukan sih Cla, soalnya dari pihak sana tadi juga memperbolehkan pihak kita bawa salah satu karyawan. Kalo Raka yang undangkan pasti cuma lo aja yang diajak lunch."
"Ohh oke deh."
"Mau bahas apa emangnya ??"
"Yaa palingan bahas kelanjutan meeting kemarin, sama laporan eksekusi lahan."
"Ya udah ntar lo atur aja" jawabku kemudian sambil mengangkat cangkir berisi teh yang Nessa buatkan dan mendekatkan bibir cangkit tersebut ke bibirku.
Sambil menunggu waktu meeting dengan divisi pemasaran aku masih sibuk mengecek beberapa laporan yang sudah ada semenjak aku masuk tadi.
Laporan-laporan tersebut sebelumnya juga sudah di cek oleh Yusuf dan juga Nessa, aku juga perlu mengecek ulang. Dan juga membubuhkan tanda tangan untuk beberapa berkas yang memang membutuhkan persetujuanku.
***
Mobil yang disupiri pak Joko (supir kantor) yang bertugas mengantarkanku kemanapun aku pergi sudah setengah jalan menuju restoran yang sudah dipesan oleh pihak Janardana Group. Semua sudah Nessa atasi, aku hanya duduk manis saja dan semua sudah dipersiapkan Nessa. Seharusnya setelah jam istirahat Nessa ada jadwal ke proyek. Karena mengantisipasi bahwa undangan lunch ini akan ada Raka aku terpaksa memaksa Nessa ikut datang bersamaku. Sedangkan tinjauan ke proyek diwakilkan Yusuf dan Intan.
Restoran bernuansa Sunda dengan alunan musik khas Sunda ini menyambut kami berdua. Sungguh menenangkan, mengalun lembut seakan-akan menawarkan ketenangan jiwa bagi orang-orang yang sedang menikmati makan siangnya.
"Reservasi atas nama Janardana mbak." ucap Nessa pada wanita yang menyambut kami dipintu masuk.
"Mari ibu silahkan, saya antar." jawab sopan wanita berkebaya Sunda berparas ayu tersebut.
Aku dan Nessa di antar pada ruangan yang memang dikhususkan untuk acara rapat. Ruangannya tertutup bukan seperti bayanganku bahwa ruangan yang disiapkan berada dalam ruangan kaca. Pintu besar dihadapan kami didorong pelan oleh karyawan restoran yang kutahu bernama Tiwi dari name text yang berada di dada kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Cla
Romance-CLARISSA ISVARA DHARMA- Umur 28 tahun, Cantik, sukses, kaya, dihormati, dermawan, anak tunggal. Kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya adalah SEMPURNA. Akan tetapi kata sempurna tidak untuk kisah percintaannya. Kembali dipertemukan dengan mant...