[END] Cla

PART 4

Laki-laki berkaos polo warna hitam dipadu dengan celana pendek bahan katun itu dengan perlahan meminum jus strawberry dari sedotan. Kemudian kembali menikmati beberapa menu di meja yang ada dihadapannya. Laki-laki yang tak lain adalah Raka itu banyak diam siang ini. Setelah permainan golf yang ia lakukan dengan papa dan sang kakek beserta beberapa kolega papanya yang dimulai tadi pagi setelah sarapan sungguh membuat Raka lelah. Tak biasanya dia begini. Semangat bermain golf yang begitu menggebu 4 hari lalu nyatanya hancur. Bukan tanpa alasan. Nyatanya Clarissa yang sudah menyanggupi untuk ikut bersamanya bermain golf dibatalkan begitu saja kemarin siang. Dia sendiri yang mendengar langsung dari Nessa bahwa Clarissa membatalkan janjinya bermain golf dengan alasan Bossnya pulang ke Solo.

Raka paham, alasan pulang ke Solo mungkin hanya alasan Clarissa untuk menghindarinya. Raka tahu, pertemuan terakhirnya dengan Clarissa pun juga bisa dikatakan buruk. Dia yang tak bisa menahan diri mencoba meminta Clarissa kembali bersamanya. Mungkin karena itu Clarissa menjadi tidak nyaman.

"Selamat siang Mr. Raka" sapa lembut wanita yang sering disapa Nessa itu.

"Iyaa Ness, ada apa ??" tanya Raka.

"Mohon maaf pak hanya ingin mengabarkan bahwa ajakan bermain golf dengan Miss Clarissa yang akan di laksanakan besok terpaksa di batalkan."

"Loh gimana bisa?"

"Sore ini Miss Clarissa harus terbang ke Solo pak."

"Hari rabu kemarin kan lo udah janji buat atur jadwal Clarissa. Kenapa sekarang tiba-tiba jadwalnya jadi gini." ujar Raka yang keluar dari zona Formal.

"Mohon maaf pak. Kepergian Miss Clarissa juga bukan tanpa alasan. Eyangnya sedang sakit. Jadi saya mewakili Miss Clarissa mohon maaf yang sebesar-besarnya." jawab Nessa masih dengan kalimat Formal. Karena dia menghubungi Raka menggunakan ponsel khusus urusan bisnis.

Raka menghela nafas panjang. Harapannya untuk bertemu dan mencoba menjelaskan kejadian dulu kepada Clarissa musnah begitu saja. Clarissa sedang menghindarinya. Dia yakin itu. Dan Clarissa masih belum bisa memaafkan kesalahannya dulu. Raka harus memulai lagi semuanya dari awal. Mendekati Clarissa kembali dan mencoba mengambil hati Clarissa.

"Oh oke kalau begitu. Salam saja ke Clarissa. Semoga eyangnya cepet sembuh." jawab Raka yang langsung mematikan panggilan Nessa tanpa menunggu jawaban dari Nessa yang ada diseberang sana.

"Ngelamun aja kamu. Habisin dulu makanannya." Ujar Ardi Candra Janardana yang tak lain adalah papa dari Raka.

"Iyaa pa."

"Mikirin apa, kalo liburan begini jangan mikir kerjaan." kali ini kakeknya yang turut berbicara.

"Engga opa, Raka ngga lagi mikir apa-apa kok." bohongnya kepada papa dan kakeknya.

"Kemarin kamu bilang Clarissa mau join sama kita main golf, kok enggak jadi ??" tanya Rudi kemudian memasukan potongan ikan gurame goreng tepung kedalam mulutnya.

"Clarissa pulang ke Solo opa kemarin sore. Kakeknya sakit." Jelas Raka seperti yang dijelaskan Nessa kemarin.

"Naksir kamu sama dia ???" kali ini pertanyaan datang dari Ardi.

"Siapa sih pa yang enggak naksir sama Clarissa. Cantik, sukses, kaya, mapan, pintar dan banyak kelebihan lain yang dia punya. Bodoh Raka kalau engga naksir sama dia." jelas Raka. Walau kenyataannya dulu dia sangat membenci Clarissa. Dulu bahkan Raka menyia-nyiakan perasaan yang Clarissa berikan tulus padanya. Menganggap bahwa membuat Clarissa jatuh cinta kepadanya lalu ia tinggalkan begitu saja adalah ajang balas dendam pada Flora.

"Dia single setahu papa, atau kamu mau papa jodohkan kamu dengan dia secara langsung. Papa kenal papanya Clarissa. Yudhistira Dharma dulu pernah kerja sama sama perusahaan kita." tawaran menarik bagi Raka, tapi dia tidak selicik itu untuk bisa mendapatkan Clarissa. Walaupun akan banyak keuntungan yang dia dapat dari perjodohan itu, antara lain kelancaran kerja sama antara perusahaan keluarganya dan juga perusahaan papanya Clarissa dan perusahaan Clarissa sendiri. Serta yang paling utama, dia bisa memiliki Clarissa tanpa perlu bersusah payah.