PART 28

12K 604 5
                                    

Rintik hujan dari subuh tadi hingga sekarang masih sama intensitasnya. Tidak menjadi lebih deras, tetapi juga tidak ada tanda-tanda akan berhenti. Kemungkinan cuaca memang akan seperti ini sehari penuh.

Kalau bisa memilih Clarissa lebih baik bergelung didalam selimut di kamar apartemennya sampai siang. Tetapi mana bisa, sedangkan dirinya saja sudah ada jadwal meeting pagi ini.

Semalam setelah tiba dari rumah Nessa, dirinya membersihkan diri seadanya saja. Cuci muka, ganti pakaian, night routine dengan krim malam dan serum yang setiap malam ia gunakan. Kemudian bergegas tidur, karena menurut Clarissa dari pada galau semalaman karena cekcok dengan Raka lebih baik dia mengistirahatkan tubuh dan fikirannya. Itu adalah salah satu bentuk self healing yang selalu Clarissa lakukan.

Perasaannya jelas saja masih dongkol. Raka bahkan sudah menghubungi dirinya via chat sedari tadi, dan sudah beberapa kali juga menghubungi Clarissa. Clarissa tidak menunjukkan kalau dirinya masih kesal dengan sikap Raka semalam. Dia bahkan dengan santai membalas pesan yang Raka kirim untuknya. Juga berbicara seperti tidak terjadi apa-apa dengan Raka via telepon tadi pagi.

Meeting dengan Dewa yang dibarengi dengan breakfast pagi ini hanya dihadiri Yusuf serta Clarissa saja. Raka tidak jadi ikut serta. Mungkin karena kejadian semalam serta mengetahui kalau Clarissa kurang nyaman dengan sikap posesif Raka jadi Raka memutuskan untuk membiarkan Clarissa dengan dunianya sendiri.

"Nessa udah ambil cuti ya Cla...???" Tanya Dewa memecah keheningan diantara mereka bertiga pagi ini disela-sela makan pagi mereka. Clarissa selalu mendahulukan pekerjaan baru setelahnya akan menikmati hidangan yang tersedia. Jadi semua yang perlu di bahas antara PT Global Merlyn dengan CL Corp sudah tuntas.

"Iyaa..." Jawab Clarissa singkat. Croissant dan kopi yang ada dihadapannya sama sekali belum dia sentuh. Suhu kopi dari cangkir putih dihadapannya mungkin sudah turun, karena sudah tidak ada terlihat asap mengepul.

Dewa manggut-manggut saja pertanda bahwa dirinya juga paham. Dewa adalah sosok laki-laki yang terbilang tampan. Tubuhnya atletis dibalut dengan setelan jas yang selalu melekat pada dirinya. Tatanan rambutnya juga selalu terlihat rapi, tak jauh beda dengan Raka. Pembawaannya terlihat dewasa, bau tubuhnya wangi. Tinggi tubuhnya juga kira-kira sama dengan Raka. Bedanya Dewa ada keturunan Tionghoa, jadi matanya sipit. Hidungnya juga mancung, yang membuat Clarissa dulu tertarik padanya karena senyuman Dewa kelewat manis. Senyumnya menenangkan.

"Lo sekarang sombong bener, kelihatan banget kalo lo jauhin gue." Tutur Dewa.

"Sombong gimana...???" Tanya Clarissa

"Buktinya gue sekarang ada dihadapan lo." Lanjut Clarissa.

"Ya lo sekarang disini kan karena Nessa udah cuti, misalkan Nessa masih kerja pasti yang duduk dihadapan gue sekarang Nessa."

"Ya udah besok-besok biar sama Yusuf aja berdua. Gimana ???"

"Ya jangan dong, gue kan memang niatnya juga pengen ketemu sama lo."

"Modus..."

"Yaa jelas, karena selain kita menghasilkan uang, gue jadi bisa mandangin lo secara dekat kaya sekarang ini." Ucap Dewa dan malah dengan sengaja memandang Clarissa lekat-lekat.

Yusuf yang ada diantara mereka bahkan dianggap seperti tidak ada. Tapi Yusuf juga sudah tahu kalau laki-laki yang sedang menggoda bossnya saat ini dulu pernah dekat dengan bossnya. Sifat Dewa yang mudah akrab yang membuat Clarissa dulu tidak melanjutkan hubungan yang sudah terjalin. Dewa juga kelewat loyal, dengan orang baru saja dia tidak segan-segan mengajak nongkrong ngopi bersama apalagi orang baru tersebut bergender 'perempuan'. Buktinya dulu waktu dekat dengan Clarissa, Dewa juga ada dekat dengan wanita lain. Menurut Clarissa dia tidak loyal, memang pada dasarnya Dewa tidak bisa setia dengan satu wanita saja.

[END] ClaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang