Seminggu berlalu. Kim Junkyu kini menjadi seseorang yang sangat berbeda untuk siapa pun, termasuk teman-temannya.
Jika dalam beberapa waktu ke belakang Junkyu masih sering nongkrong bersama teman-temannya, akhir-akhir ini Junkyu lebih memilih sendirian. Ia juga sekarang kembali menjadi Junkyu yang dingin seperti waktu SMA. Acuh pada segala hal yang terjadi di sekitarnya dan kembali mementingkan dirinya sendiri.
Kim Junkyu lebih tertutup dan membuat semua orang lelah.
"Jun, serius deh lo punya masalah hidup apa?!" ketus Yechan.
Yechan marah karena tiba-tiba Junkyu mengumpulkan tugas sendirian. Padahal seharusnya itu adalah tugas kelompok bersama Yechan, Minju, dan Asahi.
"Kita udah capek-capek, tapi lo malah seenaknya punya nilai sendirian!" tukas Asahi.
Junkyu melirik ke arah teman-temannya dengan tatapan datar, tanpa emosi. "Sorry. Kayaknya gue salah. Gue kira tugas ini yang individu dan tugas pak bulan yang kelompok. Ternyata kebalik, ya?" kata Junkyu.
Pemuda itu tiba-tuba mengambil kertas-kertas yang ada di tangan Minju, lalu memasukkanya ke dalam tas miliknya.
"Nanti biar gue yang kerjain laporannya dan bilang kalau gue salah," kata Junkyu.
Yechan, Minju, dan Asahi menatap Junkyu heran. Emosi Junkyu hilang. Pemuda itu hampir tidak pernah marah selama seminggu ini.
"Jun, serius deh tanya, lo sakit, ya? Mau mati?" tanya Minju penasaran. Karena selain sikap Junkyu yang berubah, pemuda itu juga seringkali mengeluh sakit dan beberapa kali pingsan dalam seminggu terakhir.
"Lo sadar kalau lo berubah banyak dalam seminggu terakhir?" tanya Yechan.
Junkyu mengangguk. "Gue sadar gue berubah. Tapi, gue gak sakit dan gak akan mati dalam waktu dekat. Gue cuman... cuman lebih keren dan lebih dewasa?" katanya dengan akhir kalimat yang ragu.
"Gue cuman baru sadar kalau dunia ini gak berubah, jadi gue yang harus berubah," kata Junkyu.
Yechan, Minju, dan Asahi saling menatap satu sama lain. Mereka merinding dengan apa yang baru saja diucapkan Junkyu.
"Lo berubah karena patah hati," kata Asahi.
"Lo salah," kata Junkyu. "Mungkin bener gue patah hati. Tapi gue berubah bukan karena itu. Gue capek bersikap kekanak-kanakan. Umur juga nambah, tuntutan banyak, masih banyak yang harus dikejar. Gak ada waktu buat patah hati," kata Junkyu.
"Lo beneran Junkyu, kan?" tanya Minju tak percaya.
Junkyu hanya mengulas sekilas senyum yang terhapus sambil memegang tas miliknya dan berdiri. Dia juga tak tahu jawaban untuk pertanyaan itu karena ia juga ragu apakah dia adalah Junkyu.
Perubahan dalam dirinya nyata terasa. Terkadang itu masih membuat Junkyu kebingungan.
"Lo dateng kan nanti ke acara reuni?" tanya Yechan tiba-tiba.
"Reuni apaan?" tanya Junkyu bingung.
"Reuni kelas kita. Lo gak baca grup?" tanya Minju.
Junkyu menggelengkan kepalanya. "Males. Isinya kebanyakan chat si Somi. Rugi bacanya, banyak typo," kata Junkyu.
"Iya juga sih," kata Minju seraya menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Tapi pokoknya nanti lo harus dateng. Gak baik lho lupain temen-temen yang nemenin kita pas masa remahja," katanya.
Junkyu terdiam sebentar. Memikirkan soal reuni dadakan yang dipikirkan Somi beberapa waktu lalu. Junkyu bingung apakah ia harus datang atau tidak. Junkyu tidak mau bertemu Yuna. Tapi, Junkyu tak yakin seorang Yuna akan datang ke tempat seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek (Kim Junkyu)
Fanfiction" Ini pacaran atau main petak umpet sih?" - Song Yuna. #1 Jungjinsung #7 Kimjunkyu