30

3K 445 72
                                    

Akhirnya film yang mau ditonton Minju dan Junkyu dimulai juga. Sekarang mereka berdua udah ada di dalam studio, begitupun dengan Yuna dan Midam yang ternyata nonton film yang sama.

Tempat duduk mereka jauh-jauhan. Tapi Junkyu masih bisa lihat dengan jelas Yuna dimana. Tapi Yuna gak bisa lihat Junkyu karena tempat duduknya ada dibarisan depan

"Jun, apa kita gak pulang aja?" Tanya Minju khawatir. Sebagai seorang sahabat, Minju gak tega liat Junkyu harus menelan ludahnya sendiri liat pacarnya jalan sama cowok lain. Padahal katanya lagi sakit.

"Udah gak apapa. Lo nonton aja. Gue mau nonton drama yang lebih seru secara live." Tukas Junkyu. Matanya terus tertuju kearah Yuna dan Midam yang terus-terusan semakin lengket.

Meskipun hatinya retak karena liat mereka berdua, Junkyu penuh tekad untuk tetap kuat lihat mereka sampai sejauh mana. Mungkin ini yang dirasain Yuna kalau dulu tahu dia di duain sama Yeji. Sakit.

Gue mau mencoba memahami perasaan lo, Yun. Tapi ternyata ini sakit banget. Lo kuat banget ternyata. -Junkyu.

"Jun, tapi kalo diperhatiin mereka berdua cocok juga ya." Lirih Minju.

Junkyu yang denger itu langsung menatap Minju sinis. Yang ditatap cuman cengengesan sambil ngemilin popcorn yang udah dia beli.

"Mereka lebih deket karena ikutan ekskul musik?" Tanya Junkyu ke Minju.

"Kayaknya nggak deh. Sebelum Yuna gabung ekskul musik, mereka berdua kayaknya udah akrab banget." Ujar Minju.

Junkyu menghela nafasnya berat. "Kok gue jadi gak enak hati ya." Lirihnya.

"Kenapa?" Tanya Minju bingung.

Junkyu menggelengkan kepalanya kemudian menutup matanya dan menyandarkan kepalanya ke bahu Minju.

"Gue punya firasat buruk aja tentang hubungan gue sama Yuna." Lirihnya.

"Bukannya firasat buruk itu lo yang buat? Lo yang memperburuk suasana." Kata Minju datar.

🌟🌟🌟

Disisi lain, Yuna yang sedang menonton bersama Midam merasa tidak nyaman. Tidak nyaman karena ada Junkyu yang mungkin memperhatikannya dengan Midam. Juga tidak nyaman karena di dekat Midam, perlahan ia dibuat nyaman meskipun gemuruh dalam hatinya tak mau berhenti.

Midam yang menyadari Yuna menjadi canggung dan tidak nyaman langsung menoleh dan memperhatikannya.

"Yuna, lo gak apa-apa?" Bisik Midam.

Yuna langsung menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum sangat canggung. "Lanjut nonton aja, Dam. Kayaknya gue ngantuk." Ujar Yuna.

"Ngantuk? Tapi muka lo seger banget Yuna." Ujar Midam.

"Masa?" Yuna langsung terkekeh kemudian dia pura-pura menguap supaya Midam percaya.

Tidur adalah satu-satunya cara agar dagdigdug di hati Yuna tidak berkepanjangan.

Midam tersenyum. "Yaudah lo tidur. Nanti kapan-kapan kita nonton bareng lagi, supaya lo tahu gimana jalan ceritanya ini film." Ujar Midam.

Yuna tersenyum. Kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu Midam dan mulai menutup matanya. Pura-pura.

Semoga bisa tidur beneran. Situasi macam apa sih ini bikin gue kebelet boker aja.-Yuna.

Midam tersenyum. Kemudian merangkul Yuna dan mengusap kepalanya dengan lembut.

"Yun, lo udah tidur?" Tanya Midam dengan suara lembutnya.

Yuna tidak menjawab. Dia hanya mengatupkan matanya erat-erat.

Hide and Seek (Kim Junkyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang