Yuna saat ini sudah ada di rumah sakit. Semua orang panik, termasuk Kim Junkyu yang juga memutuskan untuk ikut mengantar Yuna.
Junkyu penasaran dengan keadaan Yuna. Juga, ingin memastikan bahwa Yuna akan baik-baik saja.
Namun, Junkyu justru melihat Yuna terkena serangan jantung dan menggunakan alat pacu jantung untuk mengembalikan detak jantungnya.
"Yuna," lirih Junkyu seraya menahan air matanya agar tak jatuh.
Yuna terlihat pucat, tak berdaya dengan segala macam selang yang kini menempel di tubuhnya.
"Tolong hubungi dokter bedah syaraf," tiba-tiba seorang dokter muncul dan langsung menangani Yuna, yang tak lain adalah Kim Hanbin, dokter magang juga kakak Junkyu.
Junkyu yang cemas langsung menghampiri Hanbin dan menarik bajunya. "Kak, Yuna kenapa?" tanya Junkyu.
"Gak apa-apa. Lo tenang aja. Duduk yang manis. Yuna gak apa-apa," kata Hanbin seraya memasukkan permen lolipop ke mulut Junkyu dan memyuruhnya untuk duduk.
"Kak, otaknya Yuna baik-baik aja, kan? Pembuluh darahnya gak ada yang pecah? Yuna gak bakalan stroke, kan?" tanya Jinsung bertubi-tubi. Ia terlihat sangat khawatir sambil menggigit jarinya.
Junkyu yang mendengar itu langsung berdiri karena terkejut, lalu menghampiri Jinsung.
"Yuna sakit apa?" tanya Junkyu seraya menarik kerah baju Jinsung.
"Jun, udah. Jinsung cuman khawatir. Jangan lo anggap perkataan dia bener," kata Hanbin seraya menepuk pundaknya dengan lembut.
Hanbin mencoba untuk menenangkan Junkyu. Ia tidak ingin Junkyu khawatir dan malah kehilangan akal mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Yuna.
"Song Yuna. Duapuluh dua tahun. Aneurisma otak," tiba-tiba seorang perawat masuk dengan data di tangannya.
Junkyu terkejut. Kakinya lemas mendengar apa yang baru saja terujar dari perawat tersebut. Yuna menderita Aneurisma otak. Bagaimana bisa?
"Aneurisma? Bukannya itu bahaya, kak? Bukannya Yuna harus ditolongin sekarang? KAK! YUNA GAK BOLEH MATI! YUNA GAK BOLEH MATI!" Junkyu tiba-tiba menangis dan histeris. Namun, Hanbin dengan sigap langsung memeluknya.
Lalu, Yuna dipindahkan ke ruangan lain untuk diselamatkan nyawanya.
"Yun..." lirih Junkyu seraya menatap kepergian Yuna.
"Yuna gak akan mati. Dia wonder woman. Lo jangan bikin gue suudzon sama Tuhan, Kim Junkyu," tiba-tiba Jinsung juga ikut menangis di sana.
"Udah ya, kalian jangan khawatir. Yuna kuat. Jadi, dia gak bakal kenapa-napa," kata Hanbin. "Gue bantu Yuna buat sembuh," katanya kemudian, lalu berlari begitu saja untuk mengejar Yuna ke dalam sebuah ruangan lain yang lebih serius dari UGD.
Junkyu terduduk lemas sambil menangis terisak. Ia tak percaya jika selama ini ternyata Yuna merasakan sakit yang luar biasa dalam tubuhnya.
Ada sebagian dalam dirinya merasa bersalah pada Yuna. Junkyu tak ada di saat-saat terberat Yuna. Junkyu menyesal karena tak pernah menghargai Yuna.
Yuna, please lo harus bertahan. Kalau lo bertahan, biar gue tebus semua rasa bersalah gue ke lo, Yun. Sekali pun kita mungkin gak akan pernah bersatu lagi, gue harap bisa bahagiain lo meski cuman sehari. Batin Junkyu.
"Yun, maafin gue karena gak tahu..." gumam Junkyu.
"Telat, Jun. Baru nyesel sekarang? Kemana aja?" tiba-tiba Jihoon yang sedari tadi hanya diam mulai berbicara lagi pada Junkyu.
Namun, Junkyu bergeming. Alih-alih beradu mulut dengan Jihoon, ia memilih diam. Lagipula Jihoon tidak salah.
"Selalu aja lo kayak gitu, Jun. Menyesal kalau lo udah kehilangannya," kata Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek (Kim Junkyu)
Fanfic" Ini pacaran atau main petak umpet sih?" - Song Yuna. #1 Jungjinsung #7 Kimjunkyu