56

1.7K 262 104
                                    

Sekeras apa pun lo cari gue, lo gak akan pernah nemuin gue. Dan benci gue ke lo gak akan pernah hilang, meski pun gue sayang sama lo.

Junkyu terdiam menatap layar ponselnya. Ia baru saja mendapatkan pesan singkat dari Heejin. Padahal, sudah berminggu-minggu Heejin tak bisa dihubungi oleh siapa pun, termasuk keluarganya sendiri.

"Lo nyuruh gue buat gak nyari lo, tapi lo sengaja ngirim gue pake nomor London? Lo emang pencari perhatian, Jin," gumam Junkyu lirih.

Pria itu terus menatap layar ponselnya. Namun, kali ini bukan pesan dari Heejin. Melainkan chat terakhir kalinya dengan Yuna.

Junkyu tersenyum getir.

"London, ya? Gue aja gak bisa nyusulin lo sampe sekarang," lirihnya seraya mengembuskan napasnya kasar.

Junkyu berulang kali berpikir untuk kembali dengan Yuna, bahkan hingga hari ini. Namun, perasaan itu semakin lama semakin tertutup oleh perasaan lain, yang Junkyu tidak mengerti.

Perlahan melupakan menjadi jalan ninja untuk Junkyu bisa membuka hati, sama seperti yang dilakukan Yuna kepadanya.

Satu-satunya cara supaya gue terlepas dari lo, gue bakal terus mencintai lo, Yun. Sampai lupa. batin Junkyu.

"Jun!"

Junkyu menoleh ke arah sumber suara yang membawanya kembali dari lamunan. Junkyu tersenyum melihat Shuhua, Haruto, dan Yujin yang baru saja masuk ke dalam tempat makan tempat ia berada sejak tadi.

"Pasti nungguin Shuhua, kan. Kelakuan lo kentara banget sih, Jun!" tukas Haruto.

"Yaudah sih biarin, kan ini yang lo mau. Junkyu deket sama Shuhua," ketus Yujin seraya memelototi Haruto.

"Tahu nih. Bacot emang si naruto!" ketus Junkyu.

"Udah bacot, julid lagi kayak admin lambe turah," Shuhua terkekeh.

Haruto yang merasa di bully langaung menegak soju milik Junkyu. Setiap kali berkumpul, selalu saja ia yang dihujat.

"Jadi, kapan kalian pacaran?" tanya Haruto.

"Kenapa?! Lo mau nyebarin beritanya ke grup kelas sekolah?! Atau mau umumin pake toa di fakultas kedokteran sama psikologi?!" tukas Junkyu.

Haruto mendengus kesal. "Gue udah tobat anjir. Udah gak pernah rumpi sama ngupil lagi. Lagian si Jinsung marahin gue terus blokir gue, ya mana bisa lah gue rumpiin lo biar sampe ke orangmya langsung," ujar Haruto.

"Orangnya langsung? Siapa?" tanya Shuhua bingung.

"Ada lah pokoknya. Ribet anaknya, pengen tahu hidupnya si Junkyu mulu," kata Haruto.

"Lo yakin? Selama ini lo kan yang bocorin apa-apa, sementara dia maunya hidup tenang tanpa tau apa-apa tentang Junkyu," ketus Yujin.

Haruto mendesah pelan. "Gue kan penumpang kapal Yu- ARGH!" Haruto memotong kalimatnya dan memekik saat Junkyu tiba-tiba meninjunya.

"Berisik lah lo! Coba mulutnya dikasih konseling itu sama Ahn Yujin calon S.Psi, biar bisa dijaga dan di filter kalau ngomong. Otak sama mulutnya biar sinkron," ketus Junkyu.

Junkyu yang kesal langsung menyumpal mulut Haruto dengan makanan. Haruto selalu saja membuatnya teringat pada Yuna karena mulut besarnya itu.

Sementara itu, Shuhua hanya diam dan meneguk bir dingin yang dipesankan Junkyu sebelumnya. Ia juga tahu apa maksud dari percakapan Junkyu, Haruto, dan Yujin.

Percakapannya hanya mengarah pada satu orang, Song Yuna. Gadis yang tak pernah hilang dari hati Junkyu, meski mereka saling menjauh dan menemukan pelabuhan hati yang baru.

Hide and Seek (Kim Junkyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang