64

461 99 38
                                        

Menyerah, Midam akhirnya menuruti permintaan Jinsung yang merengek meminta kepadanya agar kembali bertemu dengan Yuna.

Midam merasa bersalah karena meninggalkan Yuna. Tapi, semua itu demi Yuna. Midam ingin menjadi seseorang yang bisa Yuna andalkan dan menyembuhkannya. Karenanya, ia memilih untuk bersekolah di Kanada bersama orang tuanya dan meninggalkan London.

Namun, Yuna memang salah mengartikan. Karena dari awal, Midam yang menyulut masalah di antara mereka dan menciptakan kesalahpahaman yang disengaja. Sehingga, kembalinya Midam ke kamar rawat Yuna tak disambut baik oleh gadis itu.

Lihatlah, sekarang Yuna sedang berkacak pinggang dan memelototi Midam sinis.

"Ngapain lo balik lagi?" tanya Yuna ketus.

Midam yang tersulut emosi dengan sikap Yuna, memutar bola matanya malas lalu berbalik dan berniat untuk benar-benar pulang tanpa meminta maaf pada Yuna. Namun, Minju dan Jinsung sudah siap sedia di pintu, menghalanginya agar tidak bisa keluar.

"Kalau ini kesempatan terakhir lo gimana?" tanya Jinsung gemas dengan suara lirih agar Yuna tak mendengarnya.

Midam mendengus kesal, lalu memutuskan berbalik dan menatap Yuna yang masih menatapnya penuh kebencian.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Midam langsung menghampiri Yuna dan menjulurkan tangannya yang membuat Yuna terdiam, menatap Yuna bingung dengan tanda tanya besar di benaknya.

"Ngapain?" tanya Yuna.

"Baikan," jawab Midam datar.

Yuna mendengus, lalu memukul tangan Midam hingga pemuda itu menjerit pelan. "Niat gak anjir?! Ngajak baikan kayak ngajak perang aja!" ketus Yuna.

Midam mencoba menahan emosinya. Sekuat tenaga ia mencoba menahan agar tidak marah di depan Yuna. Ingat, ia hanya kesal pada sikap Yuna. Bukan ingin memarahi gadis yang menjadi nomor satu di hatinya itu.

Midam akhirnya lebih mendekat ke arah Yuna, lalu tiba-tiba memeluknya. Yuna yang belum menyiapkan mentalnya, terkejut dengan sikap Midam yang tiba-tiba manis kepadanya padahal sejak tadi pria itu hanya marah-marah tak jelas.

"Gue kangen sama lo," kata Midam seraya mengusap surai panjang milik Yuna dengan lembut.

Jika sudah begini, Yuna tidak bisa marah pada Midam. Gadis itu justru membalas pelukannya, meski tak begitu erat. Jujur, Yuna juga merindukan Midam. Yuna rindu Midam yang dulu selalu ada untuknya dan menemaninya.

"Lo kenapa sih marah mulu sama gue? Salah gue apa?" tanya Yuna dengan suara hampir merengek.

"Nggak. Lo nggak salah. Gue yang salah," kata Midam.

"Ih anjir, baperan amat lu jadi cowok!" cibir Jinsung yang tak tahan melihat adegan Midam dan Yuna seperti itu, namun Midam hanya mengabaikannya.

Setelah cukup memeluk Yuna, Midam akhirnya melepaskan pelukannya dari gadis itu dan menatap Yuna dengan tatapan seorang Midam yang selalu Yuna rindukan selama ini. Padahal baru sebentar, tapi entah kenapa Yuna merasa Midam sudah pergi terlalu lama darinya.

"Gue minta maaf kalau selama ini lo tersinggung sama sikap gue, Yun. Gak ada maksud," kata Midam.

"Kalau gak ada maksud, terus lo ngapain?!" tanya Yuna sedikit kesal.

Midam terdiam. Ia lalu melirik ke arah Jinsung yang sedang gemas-gemasnya kepada Midam. Jinsung heran kenapa seorang Midam berubah menjadi manusia tidak jelas seperti sekarang. Jika Jinsung menjadi Midam, ia akan langsung meminta baikan dan meminta maaf pada Yuna tanpa perlu peluk-pelukan, lalu menjelaskan kondisinya secara terus terang dan tujuannya menjauhi Yuna.

Hide and Seek (Kim Junkyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang