31

3K 419 37
                                    

Pada akhirnya Junkyu pulang sendiri dengan perasaan sedih gak karuan. Sebelumnya, Junkyu nyoba untuk mengejar Yuna, tapi Yuna gak ada dimanapun. Beberapa kali dia nyoba untuk hubungin Yuna, tapi ponselnya gak aktif sama sekali.

Junkyu jadi bingung sendiri.

"Yuna kebiasaan deh ponselnya langsung gak aktif." Junkyu misuh-misuh. Selain mencoba nelpon Yuna, Junkyu juga nelpon kakaknya Yuna, Song Yunhyeong. Tapi gak diangkat juga. Padahal Yunhyeong gak pernah kayak gini sebelumnya ke Junkyu. Bisa dibilang selalu ada disaat Yuna gak ada.

"Aishhh... hari ini hari gak aktif nasional apa gimana?" Tukas Junkyu kesal.

Akhirnya Junkyu masukin ponselnya ke saku jaketnya karena kesal dan melanjutkan langkahnya pulang ke rumah. Tapi, baru beberapa langkah aja, langkah kakinya terhenti saat Junkyu gak sengaja lihat cewek yang berdiri dibawah lampu penerangan jalan, sendirian.

Seolah tahu kedatangan Junkyu, cewek itu menoleh dan kasih senyuman terbaiknya untuk Junkyu.

"Ngapain lo disini?" Tanya Junkyu sedikit jutek.

"Jutek amat, Jun. Gue kesini mau ketemu lo lah." Kata cewek itu sambil senyum.

Junkyu mendesah pelan. "Kita usah selesai, Yeji." Tukas Junkyu.

"Selesai? Kita aja belum mulai apa-apa. Kenapa harus selesai sih, Jun." Cewek itu, Yeji, mencoba untuk bersikap tenang.

"Yaudah kalo gitu kita gausah lanjutin apa yang belum kita mulai itu, Ji. Gue gak mau terlalu jauh sama lo. Gue mau kita temenan aja kayak dulu." Tukas Junkyu.

"Gue gak mau!" Tukas Yeji. Tatapannya berubah seperti menuntut. "Lo janji bakal terus jagain gue dan dampingin gue apapun yang terjadi." Tutur Yeji.

Junkyu menatap Yeji dengan tatapan bersalah. "Tapi semuanya udah berubah, Ji. Gue sayang sama Yuna dan gak bisa nyakitin dia terus-terusan dengan terus bersama lo." Tukas Yeji.

"Lo jahat!" Yeji mulai meneteskan air matanya. Terluka dengan perkataan Junkyu.

Junkyu mendekat kearah Yeji dan menepuk-nepuk pundaknya pelan. Menenangkan gadis itu agar tidak perlu bersedih. "Maafin gue, Yeji." Lirih Junkyu.

"Seharusnya gue gak mulai semua ini. Jadi, lo ataupun Yuna gak akan pernah terluka sama gue." Ujar Junkyu.

Yeji tiba-tiba memeluk Junkyu dengan sangat erat. Junkyu tak bisa menolaknya dan hanya bisa menerimanya. Junkyu juga langsung balas pelukan Yeji yang menangis di pelukannya dan mengusap rambutnya dengan lembut.

"Gue sayang lo, Jun. Gue gak bisa kehilangan lo." Ujar Yeji sambil sesegukan.

Junkyu langsung melepaskan pelukannya dan memegangi pundak Yeji. Dia langsung mengsejajarkan tinggi badannya dengan Yeji dan menatapnya. "Sama kayak lo yang gak bisa kehilangan gue, gue gak bisa kehilangan Yuna, Ji. Dia awal yang gue punya dan di pertengahan jalan hubungan kita, gue sadar gue mau dia jadi akhir untuk gue, meskipun jalan hidup kita masih panjang." Ujar Junkyu.

Yeji menatap Junkyu dengan tatapan marah. "Lo egois!" Ketus Yeji. "Seharusnya, lo gak kasih gue harapan kalau pada akhirnya lo kayak gini sama gue! Gak adil buat perasaan gue, Jun!" Tukas Yeji.

"Ji, maaf. Tapi gue bener-bener gak bisa lan-"

Cup!

Junkyu tiba-tiba tersentak dan menghentikan kalimatnya saat bibir milik Yeji mendarat di bibirnya.






















"Kalian ngapain?"

Junkyu langsung mendorong Yeji untuk menjauh darinya saat medengar suara yang tak asing itu. Junkyu langsung berbalik dan mendapati Yuna dan Yechan ada disana dengan tatapan bertanya dan yang satunya dengan tatapan kecewa.

Hide and Seek (Kim Junkyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang