Selama pelajaran tambahan di sekolah, Junkyu tak bisa menarik atensinya dari Song Yuna. Entah kenapa ia selalu ingin melihat Yuna lama-lama saat ini. Junkyu merasa ada sesuatu yang Yuna sembunyikan dari orang-orang, kesedihan. Junkyu bisa merasakannya meskipun terkadang bersikap tidak peduli.
Sampai kapan gue jadi pengecut yang diam-diam merhatiin lo, Yun? Gue pengen ngomong sama lo. Tapi kayaknya lo udah gak mau ngomong sama gue. Batin Junkyu.
"Itu mantan kenapa diliatin terus? Emang bakal balikan?"
Junkyu terperangah saat ia mendengar sebuah suara tepat di dekat telinganya. Siapa lagi jika bukan Jinsung, teman sebangku Yuna yang selalu membuat ulah dengannya.
"Bangsat! Hampir aja gue ngumpat," tukas Junkyu.
"Bangsat, lo udah ngumpat itu," ketus Jinsung.
"Oh iya lupa," lirih Junkyu. Laki-laki itu langsung mengabaikan Jinsung dan membereskan barang-barang miliknya.
"Lo masih sayang ya sama Yuna? Sampe lo ngeliatin dia, mata lo hampir loncat kayak hantu di film chaba," kata Jinsung.
"Nama hantunya chaba, judulnya beda, nyet," tukas Junkyu. "Lagian apa peduli lo sih? Gak usah urusin urusan gue!" Ketusnya.
Jinsung terkekeh. "Galak amat bapak mantan ketua OSIS, udah kayak Yuna lagi dapet. Singanya keluar," kata Jinsung.
Junkyu bergeming. Tak mempedulikan Jinsung. Ia kemudian membereskan buku-bukunya untuk dimasukkan ke tas sebelum pulang.
"Lo gak penasaran, Jun?" tanya Jinsung tiba-tiba.
"Penasaran. Tapi apa hak gue buat tahu semua itu? Gue bukan siapa-siapa dia lagi," ujar Junkyu.
"Tapi gue denger lo salah satu sahabatnya juga, kan? Jauh sebelum lo pacaran?" tanya Jinsung.
Junkyu menyunggingkan sebuah senyuman singkat, "Sahabat? Mereka mungkin gak anggap gue karena sikap gue yang cuek dan kadang gak peduli," ujar Junkyu.
Jinsung setelah itu hanya diam dan menatap Junkyu yang masih sibuk dengan urusannya. Jinsung merasa, Junkyu harus tahu perihal kesedihan yang sedang Yuna alami sekarang. Coba kalian bayangkan menjadi Junkyu yang tidak tahu apa-apa dan selalu bertindak bodoh hingga menyakiti orang lain karena ketidaktahuannya. Coba bayangkan menjadi satu-satunya orang yang tidak tahu. Bagaimana perasaan kalian?
"Lo mau temenin gue, gak?" tanya Junkyu pada Jinsung.
"Kemana?" tanya Jinsung.
Junkyu langsung mendekatkan wajahnya pada Jinsung, lalu membisikkan sesuatu, "rumah sakit perawatan, gue pengen jenguk mamanya Yuna," kata Junkyu.
Jinsung terperangah dan menatap Junkyu datar dengan senyuman yang dipaksakan. "Mending gak usah," kata Jinsung.
"Kenapa?" tanya Junkyu dengan raut wajah sedikit kesal.
"Em... anu... em-"
"Apaan sih! Ngomong yang bener!" ketus Junkyu.
Jinsung menghela nafasnya berat. "Pokoknya jangan deh. Nanti kalau Yuna marah gimana? Dia lihat muka lo aja muak, apalagi kalo lo ketahuan nafas di deketnya," tukas Jinsung.
Maaf, Jun. Demi kebaikan gue dan lo. Gue gak mau Yuna murka sama gue. Batin Jinsung.
"Perasaan gue tiap hari nafas di deket dia kalau lagi di sekolah," kata Junkyu. Pria itu langsung berdiri dan menyambar tas miliknya. "Ya, udah gue mau pulang aja kalau gitu," kata Junkyu.
Pria itu kemudian berlalu. Jinsung pun langsung mengikuti langkahnya. Namun, langkah Junkyu tiba-tiba terhenti sampai Jinsung menabraknya.
"Eh anjir ngapain berhenti, nabrak beruang kutub kan gue," ketus Jinsung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek (Kim Junkyu)
Fanfiction" Ini pacaran atau main petak umpet sih?" - Song Yuna. #1 Jungjinsung #7 Kimjunkyu