17

3.3K 503 40
                                        

Yuna masih betah di ruang musik. Selain nyobain beberapa alat musik disana, Yuna juga banyak ngobrol sama Midam dan temen-temennya.

"Kalian pada punya pacar gak sih?" Tanya Yuna.

Midam, Seokhwa, Mahiro, dan Jyunhao langsung menggelengkan kepalanya.

Yuna langsung terkekeh. "Muka-muka bujang lapuk. Keliatan sih." Kata Yuna.

"Emangnya lo punya pacar?" Tanya Seokhwa.

"Punya dong. Gak kayak kalian, gue selangkah lebih maju." Ujar Yuna.

"Dianggap gak, nih?" Tanya Midam sambil terkekeh.

Yua langsung mendelik kesal. "Sialan!" Tukas Yuna.

Midam dan teman-temannya langsung menertawakan Yuna.

"Lagian lo ngapain sih pake nanya punya pacar segala?" Tanya Midam.

"Kan gue pengen nanya gitu, minta saran atau solusi kek. Kisah cinta gue bisa dibilang tragis ini." Ujar Yuna.

"Setragis apa, sih? Setragis romeo juliet?" Tanya Jyunhao.

"Gak gitu juga kali. Pokoknya tragis deh tragis." Kata Yuna.

"Mau nanya apaan emangnya? Meskipun kita semua jomblo, kita semua pakar cinta kecuali si Midam. Dia gak berguna sama sekali." Tukas Mahiro yang langaung ditinju sama Midam.

"Yaudah gue nanya ya, tapi jawabnya yang bener. Klo gak ini ruang musik gue obrak-abrik, nih." Kata Yuna.

Seokhwa langsung menoyor kepalanya Yuna. "Seenak jidat lo ya!" Tukas Seokhwa. "Cepetan deh mau tanya apaan?" Tanya Seokhwa.

Yuna menghela nafasnya dalam-dalam sebelum ngomong dan menghembuskannya berat.

"Gini ya, coba bayangin kalian semua punya pacar. Terus kalian LDRan, dan pas ketika kalian LDRan pacar lo gak bilang putus atau apapa tapi doi nyuekin kalian. Bales chat kalian aja sebulan sekali kalo inget. Ditelpon di reject mulu. Giliran ditanya kenapa, gak apapa katanya. Dan setelah kalian udah gak LDR lagi, ternyata pacar lo punya doi yang lain gitu. Si doi itu cinta pertamanya. Lo kecewa. Tapi po gak bisa marah. Terus pacar lo bilang, main petak umpet dulu, tungguin dulu dia nyelesain masalahnya sama doinya. Dan lo ngeiyain dia, karena lo sayang sama dia. Tapi lama kelamaan, hati lo sakit ngeliat dia sama doinya padahal dia pacar lo. Klo kalian semua di posisi itu bakal gimana?" Ujar Yuna panjang lebar yang bikin Midam dan kawan-kawannya cengo.

"Yun, lo ngomong udah kayak gerbong kereta api. Panjang banget. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri nih." Kata Seokhwa.

"Yeeee! Makanya dengerin baik-baik sih!" Tukas Yuna kesal. "Kan kalo ngulang nanti kata-kata gue gak sebagus yg pertama." Ujarnya.

"Kalo gue jadi lo, udah gue putusin tuh yang katanya pacar. Dia bertingkah kayak gitu sama aja kayak gak menghargai kita sebagai pasangannya. Ya, meskipun hubungan anak SMA kayak kita belum terlalu serius, yang namanya menghargai pasangan itu wajib hukumnya." Kata Midam.

Yuna menatap Midam. "Lo bilang apa tadi? Kalo lo jadi gue? Emang yang gue maksud itu gue apa? Ihhhh nggak ya." Ujar Yuna.

Midam terkekeh. "Gue tau itu lo! Lo udh banyak cerita tadi." Ujar Midam.

Yuna tersenyum. "Iya juga ya? Mulut gue kan sampe berbusa membual tentang pacar gue itu." Kata Yuna.

"Yun?" Panggil Mahiro.

Yuna langsung noleh. "Apa?" Tanya Yuna.

"Lo gak ada niat buat mutusin pacar lo gitu? Gue setuju sama omongannya Midam barusan." Kata Mahiro.

Hide and Seek (Kim Junkyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang