Satu tahun berlalu tanpa terasa. Yuna kini sudah mulai menata hatinya kembali, meski pada akhirnya selalu saja Junkyu yang ia pikirkan dan rindukan. Namun, ia kembali menjadi Yuna yang dulu. Yuna yang cuek dan tak mempedulikan hal-hal yang mengganggunya dan membuatnya terluka kembali.
Selama satu tahun, Yuna masih seringkali mendapatkan kabar dari Junkyu meskipun kini Yuna sudah tidak memiliki ponsel. Junkyu sering menghubungi kakaknya, padahal Yuna sudah melarang Yunhyeong untuk mengangkat telepon dati Junkyu.
Yuna tahu semuanya tentang Junkyu. Mulai dari Junkyu menjadi mahasiswa kedokteran terbaik di kampusnya, mendapatkan penghargaan karena penelitiannya, perempuan-perempuan yang mendekatinya, juga termasuk hubungan dengan Heejin yang katanya semakin akrab.
Haruto yang memberitahu semuanya melalui Jinsung.
Dan... selama satu tahun, Yuna benar-benar mencoba membuka hati untuk kemungkinan lain. Untuk Hyunsuk, Midam, dan kemungkinan terburuk adalah Jinsung yang tak pernah Yuna bayangkan sebelumnya.
Mereka bertiga selalu ada untuk Yuna dan menjaganya.
Ah, ya, dalam waktu kurun satu tahun juga kondisi psikologis Yuna kembali memburuk. Traumanya mulai menghantuinya kembali setiap kali Yuna harus melakukan praktek dengan mayat-mayat atau memasuki ruang operasi.
Seperti yang terjadi saat ini. Yuna sedang memucat di ujung ruangan seraya merasakan mual karena melihat mayat yang harus dibedah oleh Yuna.
"Song! Oh, gosh! What are you going to do if you keep this up? You're a doctor candidate, but you can't even see a corpse. What happened to you? This is your fourth time like this in my class!" tukas salah satu profesor yang mengajar Yuna.
"I'm sorry, Prof. I just can't do it. There is something inside me that makes me can't to do it," lirih Yuna.
Yuna tiba-tiba menangis sesegukan dan semua orang menatapnya dengan tatapan kasihan. Mereka sudah sering melihat Yuna seperti ini. Bahkan beberapa kali Yuna sempat pingsan karena tidak bisa menahan ketakutan dalam dirinya.
"If you can't do it, stop dreaming of becoming a doctor, Song!" tukas sang profesor.
Tangisan Yuna semakin pecah. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Air mata dan peluh dingin saling berpadu, membuat Yuna terlihat sangat menyedihkan.
"Yuna!"
Tiba-tiba seseorang menerobos masuk ke dalam laboratorium dan menghampiri Yuna. Dia Hyunsuk.
"Prof, what happened to Yuna? Why is she crying?" tanya Hyunsuk.
"Just ask to her! And then, take her away, Daniel!" tukas si profesor.
Hyunsuk menatap Yuna dan memegangi bahunya untuk menenangkannya. Hyunsuk tahu bahwa Yuna memiliki trauma dan mengidap PTSD akibat kebakaran yang menewaskan sang kakakdan membuat mamanya berakhir di rumah sakit bertahun-tahun, membuatnya membenci rumah sakit dan selalu menangis setiap kali melihat mayat karena teringat pada kakak perempuannya.
"Yuna, kita pergi, ya," kata Hyunsuk lembut.
Yuna menggelengkan kepalanya dan terlihat sangat ketakutan dengan seluruh tubuhnya yang bergemetar. Hyunsuk memeluk Yuna dan menepuk-nepuk pundaknya pelan.
"Semuanya bakal baik-baik aja, Yun. Jangan takut. Lo punya semua orang di samping lo," ujar Hyunsuk.
Yuna semakin menangis. Gadis itu kemudian membalas pelukan Hyunsuk dan meremas baju Hyunsuk dengan sangat erat. Yuna menenggalamkan wajahnya di dada Hyunsuk dan terisak.
Melihat Yuna seperti ini, benar-benar membuat Hyunsuk semakin ingin berada di sampingnya dan menjaganya sampai gadis itu sembuh dan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek (Kim Junkyu)
Fiksi Penggemar" Ini pacaran atau main petak umpet sih?" - Song Yuna. #1 Jungjinsung #7 Kimjunkyu