"PARK JIHOON!"
Pagi hari, Junkyu udah emosi dan kalut ngeliat Jihoon yang tepat berada di depan matanya. Jihoon yang berjalan di koridor langsung menghentikan langkahnya dan berbalik. Jihoon menyunggingkan senyum melihat Junkyu. Sedangkan Junkyu menatapnya sinis dan langsung menghampirinya, lalu menarik kerah bajunya dengan kasar.
"Gue mau berhenti mainin perasaan Yeji!" Tukas Junkyu.
"Kenapa?" Tanya Jihoon sedikit ketus. "Bukannya lo diam-diam menikmati dekat sama Yeji, adik dari musuh lo itu, Hwang Hyunjin." Tukas Jihoon.
Junkyu menatap Jihoon sinis. "Yeji cinta pertama gue! Rasanya salah harus nyakitin dia dengan cara kayak gini karena dendam gue ke Hyunjin. Meskipun gue kehilangan adik gue karena dia." Tukas Junkyu.
"Karena lo kehilangan Jina, seharusnya lo terus balas dendam lewat Yeji. Dengan kayak gitu, Hyunjin sialan itu bisa ngerasain apa yang lo rasain!" Tukas Jihoon.
Junkyu langsung melepaskan kerah baju milik Jihoon dan menghela nafasnya berat. "Gue gak bisa." Lirihnya pelan.
"Kenapa? Karena Yuna?" Tanya Jihoon. "Yuna lebih penting daripada Jina, adik lo?" Tanya Jihoon sekali lagi.
Junkyu langsung menatap Jihoon sinis. Kedua tangannya sudah terkepal. Siap untuk melayang kapan saja. "Yuna penting dan Jina juga lebih penting. Tapi menurut lo lebih penting mana diantara orang yang udah meninggal dan masih ada?" Tanya Junkyu.
"Gue udah pernah kehilangan adik gue karena kesalahan gue. Sekarang, gue gak mau kehilangan orang yang gue sayang karena kebodohan gue. Mereka berdua sama berharganya buat gue." Tukas Junkyu. "Gue gak bisa nyakitin Yuna dan Yeji juga." Lirih Junkyu.
"Dasar bucin!" Ketus Jihoon. "Seharusnya lo tetep disamping Yeji sampai lo nyakitin dia. Lo kehilangan Jina karena ulah kakaknya!" Tukas Jihoon.
"Kalau gitu, Yeji gak salah apa-apa. Seharusnya gue langsung tarung sama Hyunjin bukannya nyakitin Yeji yang gak tahu apa-apa." Tukas Junkyu.
Junkyu langsung mendekat dan menatap Jihoon sinis. "Gue tau lo menderita karena kehilangan Jina juga, tapi ini caranya salah! Jina pun gak mau kita balas dendam dengan cara kayak gini!" Tukas Junkyu.
Jihoon menatap Junkyu tak kalah sinis dan mengepalkan kedua tangannya. "Terserah! Lo pengecut!" Tukas Jihoon kesal.
Jihoon langsung berlalu. Namun tak lama langkahnya terhenti. Junkyu yang baru saja akan berlalu juga mematung di tempatnya berdiri. Menatap seorang anak laki-laki yang berdiri menatap Junkyu dan Jihoon. Dia adalah Midam.
"Selamat! Reputasi lo sebagai ketua OSIS sekarang udah tercoreng." Jihoon menoleh sekilas kearah Junkyu dan berlalu meninggalkannya.
Junkyu mendesah pelan dan mengacak-acak rambutnya frustasi saat melihat Midam.
"Gue gak denger apa-apa." Kata Midam datar yang langsung masuk kedalam kelas miliknya.
🌟🌟🌟
Yuna baru saja sampai dikelasnya. Pagi ini seperti pagi-pagi yang lain, Yuna pergi ke sekolah bersama teman sebangkunya, Jinsung. Perasaan Yuna pagi ini sebenarnya kacau. Dia benar-benar menolak lupa apa yang dia lihat semalam. Junkyu dan Yeji. Kejadian semalam benar-benar susah hilang dari kepala Yuna.
"Yuna, lo baik-baik aja? Gue perhatiin dari tadi lo muram banget mukanya." Ujar Jinsung.
"Gue lagi badmood." Kata Yuna datar.
Jinsung yang duduk di sebelah Yuna langsung mendekatkan bibirnya di telinganya. "Gara-gara Junkyu? Dia cari gara-gara lagi sama lo?" Tanya Jinsung bisik-bisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek (Kim Junkyu)
Fanfiction" Ini pacaran atau main petak umpet sih?" - Song Yuna. #1 Jungjinsung #7 Kimjunkyu