40

2.5K 413 123
                                        

Yuna mendengus kesal saat ia ternyata tiba-tiba sampai di depan kampus tempat ia mendaftar kuliah. Padahal niatnya ia ingin berjalan-jalan sebentar, sebelum melakukan ujuan akhir dari tes masuk kampus tersebut.

Midam dan Jinsung yang sedari tadi mengikuti Yuna justru tertawa melihat Yuna. Yuna memang gadis yang tidak bisa melakukan apa pun sendirian, apalagi dia buta arah juga gagap teknologi.

"Oh shit!" pekik Yuna kesal.

"Kenapa, Yun? Salah jalan?" tanya Jinsung seraya tertawa.

Yuna langsung berbalik dan kemudian menatap Jinsung dan Midam dengan tatapannya yang paling sinis. "Kenapa kalian gak ngasih tau gue, sih?" tukas Yuna.

"Lo kan pergi sendiri, kabur dari kita," kata Midam.

"Salah sendiri," ujar Jinsung.

"Teriak kek, kan bisa. Yuna lo salah jalan harusnya belok kiri. Kan punya mulut. Ih kok gue jadi sebel sama kalian berdua. Au ah bete gue," Yuna malah misuh-misuh tidak jelas, membuat Midam dan Jinsung malah tertawa karena tingkah lakunya.

"Udah ah, mending kita langsung ke ruangan buat ujian. Persiapan dulu," kata Midam.

"Hayu ah, aing udah pusing sama soal masuk ujian kedokteran, kalau gak disiapin ini otak udah ngebul cuy. Pecah nanti. Aset berharga gue hilang," kata Jinsung.

"Siapa suruh lo ikut kedokteran. Bukannya niat mau liburan hah?! Gak konsisten banget jadi human," ketus Yuna.

"Dam, lo denger tadi dia sok inggris gitu bahasanya? Udah mah ngumpatnya pake bahasa bule, sekarang manggil gue human," tukas Jinsung.

"Tahu nih! Sok banget emang yang namanya Yuna. Baru lolos tes tahap pertama aja udah songong," ujar Midam.

"This is me, Song Yuna. The most arrogant person, but still be me. You guys, if you hate me or don't like me, just go to the hell!" kata Yuna dengan wajah ketusnya yang khas, sukses membuat kedua orang bocah laki-laki di hadapannya melongo.

Yuna memang banyak gaya.

"Baper dia," kata Jinsung.

"Emang lo ngerti?" tanya Midam.

Jinsung langsung menggelengkan kepalanya. "Gue mah tahunya cuma i can tooth bread bread you pink sun,"  kata Jinsung seraya melepas tawa dan memperagakan orang menahan kentut.

Yuna dan Midam yang mendengarnya langsung menghela nafas mereka dan menatap Jinsung jengah. Pria itu keukeuh ingin sekali sekolah di luar negeri, tapi kemampuan bahasa Inggrisnya benar-benar kurang dan hanya membuat malu saja.

"Poor Jinsung," kata Yuna.

Gadis Song itu langsung melengos pergi meninggalkan kedua temannya, menuju ke arah sebuah gedung berwarna dominan coklat yang berada di depannya. Midam dan Jinsung langsung mengikuti Yuna dari belakang, karena kebetulan mereka berada di ruangan yang sama.

"Aarrghhh," Yuna tiba-tiba memekik. Gadis itu kini sudah tersungkur jatuh saat seseorang tak sengaja menabraknya.

"Are you ok? Sorry," tiba-tiba seseorang yang menabraknya langsung mengulurkan tangannya untuk membantu Yuna berdiri.

Yuna mendongakkan kepalanya dan menatap pria yang baru saja menabraknya. "Sung, Dam, bantuin gue," kata Yuna seraya mengulurkan tangannya kepada Midam dan Jinsung.

"Lo gak apa-apa, Yun? Ada yang sakit?" tanya Midam khawatir.

Yuna hanya tersenyum sembari memberikan isyarat baik-baik saja. Gadis itu kemudian menoleh ke arah pria berambut hijau dengan jubah putihnya yang menabraknya tadi, kemudian mengulas sebuah senyum.

Hide and Seek (Kim Junkyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang