46

2K 316 118
                                    

Hyunsuk berlari-lari kecil di koridor kampusnya. Sesekali ia mengintip ke arah kelas atau laboratorium yang dilewatinya untuk mencari Yuna. Sudah seminggu ia tidak melihat Yuna, karena sibuk menjadi relawan kesehatan sekaligus menjadi dokter magang di salah satu rumah sakit di London.

"Nyari siapa, kak?" 

Hyunsuk terperangah saat seseorang menepuk pundaknya dan berbisik tepat di telinganya.

"Jihoon, lo liat Yuna gak? Kok gue jadi jarang liat di kampus," ujar Hyunsuk.

"Terakhir ketemu tiga hari yang lalu dan kemarin dia libur. Seharusnya hari ini dia masuk kelasnya Prof Dwayne," kata Jihoon.

Hyunsuk mengembuskan nafasnya berat, terlihat seperti kecewa. Jihoon yang melihat itu merasa ada yang aneh pada Hyunsuk dan berpikir laki-laki itu menyukai Yuna.

"Gue heran kenapa sih semua cowok suka sama Yuna? Kayaknya cuman gue sama Haruto yang gak  suka sama dia," kata Jihoon tiba-tiba.

Hyunsuk langsung menoleh ke arah Jihoon. Sedikit terkejut. Mungkin rasa sukanya kepada Yuna terlukis jelas di wajahnya.

"Yuna kan cantik juga ba- eh bentar! Bilang apa lo tadi semua cowok? Berarti Midam sama Jinsung juga?" tanya Hyunsuk.

Jihoon mengangguk. "Setahu gue sih si Midam suka banget sama Yuna. Bisa dibilang dia tuh guardian-nya Yuna, selalu ada dan bisa diandalkan. Kalau Jinsung gue gak terlalu yakin sih. Dia care sama Yuna, tapi at same time dia annoying banget. Dan gue menyimpulkan kalau Jinsung suka sama Yuna, tapi dengan cara yang gak biasa nunjukkinnya," kata Jihoon.

"Masa ah? Kalau Midam gue percaya aja sih, tapi kalau Jinsung kayaknya nggak. Dia tuh caper doang ke Yuna dengan sikapnya yang bodoh," kata Hyunsuk.

"We can be in love and stupid at same time," kata Jihoon.

Hyunsuk menatap Jihoon datar. "Lo kenapa jadi ngomong bahasa Inggris jir? Sakit idung gue dengernya," kata Hyunsyuk.

"TELINGA ANJIR! Hidung itu untuk mencium," Jihoon tancap gas.

"Untuk mencium tuh bibir ditambah perasaan cinta," kata Hyunsuk.

Jihoon menatap Hyunsuk jengah. "Jijik gue! Serah lo ah!" ketusnya.

Hyunsuk hanya tertawa kecil. Ia kemudian berjalan menuju loker yang ada di dekatnya dan membuka miliknya.

"Bentar deh, lo beneran suka sama Yuna?" tanya Jihoon.

Hyunsuk  mengangguk. "Bukannya semuanya udah jelas di muka gue?" tanya Hyunsuk.

"Jelas banget," kata Jihoon. "Tapi lo mending mundur deh, kak," kata Jihoon tiba-tiba.

Hyunsuk langsung menatap Jihoon sinis. "Belum mulai, kenapa harus mundur?" tanya Hyunsuk.

"Karena perang dunia ketiga bisa aja pecah," kata Jihoon.

"Maksud lo?" tanya Hyunsuk bingung.

"Gini lho... jadi, si Yuna tuh kan masih naruh hati sama mantannya, begitu pun sebaliknya. Mantannya itu pemarah dan bisa lakuin apa aja kalo ada yang deketin Yuna," kata Jihoon.

"Cuman mantan, kan? Urusannya sama masa lalu, bukan sama masa kini," kata Hyunsuk.

"Lo pikir mereka udah selesai? Ini belum berakhir bahkan ketika belum selesai," kata Jihoon.

Hyunsuk terdiam. Tapi sepertinya Jihoon benar. Yuna masih  sangat menyukai mantan kekasihnya itu.

"Bukan cuman itu, kak. Lo tahu kan kalau Midam suka sama Yuna? Dan lo suka sama Yuna juga disaat hubungan lo sama pacar lo lagi di ambang batas, gi-"

Hide and Seek (Kim Junkyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang