53

1.8K 250 82
                                        

Yuna tak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit oleh pemilik rumah tempatnya menyewa, setelah mendapatkan telepon dari Yunhyeong.

Gadis itu terlihat sangat pucat, bibir membiru, dan sekujur tubuhnya bercucuran peluh dingin.

Yuna dibawa ke rumah sakit yang sama dengan tempat Yunhyeong melakukan perawatan, karena Yunhyeong tak bisa pergi kemana pun kecuali pengobatannya telah selesai.

Saat ini, Yuna berada di ruang ICU dan dibawah pengawasan karena kondisinya cukup serius.

"Yun, lo kenapa lagi sih? Kenapa demen banget bikin gue khawatir," gumam Yunhyeong seraya menggenggam erat tangan sang adik yang masih belum sadarkan diri.

Setahu Yunhyeong, Yuna hanya memiliki gangguan psikologi PTSD akibat kejadian traumatis kebakaran yang menimpa keluarganya dan mengakibatkan sang kakak meninggal.

Namun, baru saja Yunhyeong mendapatkan kabar Yuna ternyata mengalami Aneurisma otak dan ketergantungan obat antidepresan.

"Lo tuh kebiasaan ya gak pernah bilang kalau sakit, Yun. Sekuat apa pun lo, seharusnya lo kasih tau gue," lirih Yunhyeong.

Terkadang, Yunhyeong sedih mengetahui Yuna tidak baik-baik saja. Tapi, ia tak berani untuk menanyakan keadaannya karena tahu Yuna pasti akan membohongi dirinya sendiri, agar Yunhyeong tak terluka.

Begitulah Yuna, menyimpan dan menanggung semuanya sendiri, tak mau melihat orang-orang di sekitarnya terluka.

"Kak..."

Yunhyeong langsung menoleh saat mendengar suara Yuna yang lirih. Yuna mencoba untuk meraih lengan kakaknya dan sempat tersenyum.

"Yun! Lo kok gak bilang kalau sakit?!" tanya Yunhyeong.

"Gue juga gak tahu, kak. Gue cuman ngerasa pusing aja. Pusing banget. Sering sih akhir-akhir ini tapi gak gu-"

"Bacot ya lagi sakit juga!" ketus Yunhyeong.

Yuna langsung mendengus kesal. "Jadi, gue sakit apa?" tanya Yuna.

"Aneurisma otak. Penyakit yang sama kayak Papa sama kak Yulhee," kata Yunhyeong.

Yuna tiba-tiba diam dan terlukis jelas kekhawatiran dari sorot matanya yang terlihat sendu dan hampir menangis.

"Lo gak akan mati, Yun," kata Yunhyeong seraya mengusap pucuk kepala Yuna dengan lembut.

Yuna menatap Yunhyeong sinis. "Semua orang pasti mati, kak," kata Yuna.

"Serah lu. Yang penting lu gak akan mati gara-gara penyakit itu. Lo liat Papa, meskipun dia penyakitan tapi dia masih petakilan dan sehat walafiat sampai sekarang," kata Yunhyeong.

Yuna hanya tersenyum singkat. Ia tidak takut jika harus mati karena penyakitnya, hanya ia takut tidak bisa melakukan banyak hal lainnya yang belum ia capai hingga saat ini.

Yuna masih mencari dirinya sendiri yang telah lama hilang dan masih belajar memahami bagaimana perasaannya, juga orang-orang di sekitarnya.

Dan yang paling penting, Yuna masih ingin bahagia dengan orang-orang yang dia sayang dan menyayanginya.

"Yuna!"

Yuna dan Yunhyeong langsung menoleh ke arah sumber suara, mendapati Hyunsuk yang kedapatan khawatir melihat Yuna yang terbaring lemah.

"Kak Hyunsuk?"

Hyunsuk langsung menghampiri Yuna dan memegangi tangannya. "Lo gak apa-apa?" tanya Hyunsuk.

Yuna tersenyum simpul. "Gak apa-apa kok, kak," jawab Yuna.

"Lo tahu darimana? Kan gue gak kasih tahu," kata Yunhyeong.

Hide and Seek (Kim Junkyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang