Junkyu kini sedang menyendiri menyepi di salag satu sudut kampusnya.
Dia mencoba untuk menghubungi orang-orang yang ada di London, kecuali Midam. Tapi tidak ada yang menjawabnya sama sekali. Nomor Yunhyeong dan Jinsung mendadak tidak aktif. Nomor Yuna jangan ditanya lagi, sudah lama tidak aktif dan kemungkinan tidak akan pernah diaktifkan lagi mengingat Yuna adalah manusia gua yang tak terjamah teknologi.
Junkyu mengembuskan nafasnya kasar. Ia merasakan sedikit sakit di hatinya saat Haruto mengatakan Yuna memiliki laki-laki lain.
"Kenapa? Bukannya lo nyuruh gue buat nungguin? Bukannya lo nyuruh gue buat ngerasain perasaan ini sampe lupa? Klo bener apa kata Haruto, lo tega. Cepet banget lupanya," Junkyu mendengus kesal.
Junkyu merasa semuanya tidak adil, meski di sisi lain ia pantas mendapatkan rasa sakit sebagai karma telah menyakiti Yuna di masa lalu.
"Yun, gue harus gimana lagi ya? Perasaan hidup kita penuh dengan kesalahpahaman," gumam Junkyu.
"Cape ah. Mau pulang aja," katanya dengan nada sedikit kesal lalu beranjak dari tempat duduknya.
Namun, tak selang berapa lama setelah beranjak, langkahnya terhenti saat seseorang menghalangi jalannya dan tersenyum kepadanya. Lalu menyeretnya pergi.
"Apaan sih lo! Gue mau pulang!" tukas Junkyu kesal.
"Nggak. Lo harus temenin gue beli es krim," kata Heejin memaksa.
"Beli sendiri! Lo udah gede! Lagian mana sih pengawal pribadi lo itu. Semenjak dia gak masuk, lo jadi makin bar bar gangguin gue," tukas Junkyu.
"Asahi? Dia lagi ngurus cuti kuliah selama satu tahun, mau balik ke Jepang," kata Heejin datar. "Lagian gue gak mau sendirian, cuman lo doang yang bisa gue tarik-tarik kayak gini," kata Heejin.
Junkyu hanya pasrah. Entah kenapa dia tidak memiliki tenaga untuk melepaskan tangan Heejin dari lengannya.
"Pak es krim green tea satu," kata Heejin saat sampai di kedai es krim depan kampusnya. Ia kemudian melirik ke arah Junkyu.
"Lo mau apa?" tanya Heejin.
"Lo yang bayar?" tanya Junkyu yang langsung mendapatkan anggukkan dari Heejin.
"Pak es krim apa aja yang paling mahal," kata Junkyu.
Bukannya memarahi Junkyu atau kesal, Heejin malah tersenyum. Menurutnya, Junkyu yang tidak tahu malu itu selalu gemas untuknya.
Setelah mendapatkan es krim pesanannya, Heejin langsung mengajak Junkyu untuk duduk di bawah pohon terkenal di salah satu taman kampusnya.
"Ini tempat favorit gue buat menyendiri," kata Heejin.
"Tau," sahut Junkyu seraya melahap es krimnya.
"Lo suka merhatiin gue berarti?" tanya Heejin dengan tingkat kepedean yang sudah melebihi tingkatannya Junkyu.
Junkyu melirik ke arahnya dan menatapnya datar. "Tuh di depan kan jalan ke fakultas kedokteran. Lo keliatan kalo lagi lewat," kata Junkyu.
Heejin hanya diam seraya melahap es krim miliknya dan menatap jauh ke depan dengan tatapan kosong.
"Kalo lo merhatiin gue aja mau gak, Jun?" tanya Heejin tiba-tiba yang berhasil membuat Junkyu terbatuk-batuk.
"Ngapain anjir?!" tanya Junkyu bingung.
Heejin tersenyum. "Gue suka sama lo dan gue mau lo perhatiin gue dan balik suka sama gue," kata Heejin.
Junkyu menatap Heejin dengan tatapan sinis seperti biasa. "Gak gitu bambwang kalo mau nyatain cinta! Ngeri jir kayak gak berperasaan aja lu!" tukas Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek (Kim Junkyu)
Fiksi Penggemar" Ini pacaran atau main petak umpet sih?" - Song Yuna. #1 Jungjinsung #7 Kimjunkyu