"Kenapa papa dan daddy di lantai?" Alex melangkah mendekati Mew dan juga Gulf, dengan segala kepolosannya Alex kemudian ikut serta duduk di lantai, tepat di samping Gulf.
"Em ...." Mew hanya bisa melirik Gulf, kali ini ia tak punya ungkapan kebohongan.
"Papa ... kaki papa sakit," ucap Gulf bohong.
Alex hanya melirik kedua orangtuanya secara bergantian, Gulf tau Alex tak mempercayainya. Mew masih mematung ditempatnya dan itu membuat Gulf kesal, lalu Gulf mencubit lengan Mew agar pria itu paham bahwa Gulf sedang mengajaknya berakting.
"Oh, iya. Kaki papa sakit, jadi daddy ingin membantu papa untuk berdiri." balas Mew setelah meringis kesakitan.
"Kaki papa sakit? Kenapa?"
"Karena Alex duduk di pangkuan papa, daddy sudah bilang kan? Papa bisa kelelahan karena memangku Alex yang sudah besar, tapi Alex tidak percaya."
Alex menatap kaki Gulf dengan perasaan bersalah, "papa sakit kalena Alex?"
"Tidak, sayang. Papa sakit bukan karena Alex, daddy mendorong papa tadi." Gulf berucap asal dan mencoba bangkit dari lantai.
"Daddy mendolong papa?" protes Alex. Bocah itu kini berdiri tegak seraya berkacak pinggang, ia mengeluarkan ekspresi marah hingga kedua bibirnya maju, jangan lupakan alisnya yang ikut serta menukik tajam.
"Tidak, daddy tidak melakukannya. Papa bohong," elak Mew.
Alex yang mendengar ucapan pembelaan diri dari Mew langsung menoleh kearah Gulf, benarkah yang diucapkan Mew? Apa Gulf berbohong dengan menuduh Mew?
Melihat sikap Alex yang begitu menggebu untuk membelanya, Gulf lantas berpura-pura seakan kakinya benar-benar sakit, ia bahkan berjalan dengan gaya pincang. Hal itu membuat Alex geram pada Mew, bagaimana mungkin Mew tega melukai papanya yang imut?
"Hm! Daddy!" Alex mengeram dengan garang, tangannya terkepal kuat dan siap menyerang Mew.
"Alex, daddy bukan perlakuannya. Gulf, jelaskan yang sebenarnya pada Alex." Mew mulai panik, pukulan dari Alex mungkin tidak akan menyakitinya. Tapi percayalah, wajah garang Alex benar-benar lucu. Apa kau bisa bayangkan bagaimana jadinya Alex kecil mengejar Mew seraya mengangkat tinjunya?
"Aw, kaki papa sangat sakit." Gulf mengeluh seolah-olah ia benar-benar kesakitan seraya menahan tawa.
"Alex malah!" Alex segera mengejar Mew dan hal itu spontan membuat Mew lari, sesekali Mew mengalah dan membiarkan Alex memukulnya. Tapi perut Mew sudah keram, ia tak sanggup lagi melihat tingkah konyol Alex. Bocah itu pasti berpikir bahwa dirinya benar-benar setangguh itu untuk membela papanya.
Gulf menepi ke atas kasur, mungkin menyaksikan dendam Alex pada Mew dari atas kasur akan lebih seru. Namun, Mew justru menyusul Gulf yang sontak membuat area tempur berpindah menjadi di atas kasur. Tidak ada lagi ketenangan untuk Gulf, senjatanya menyerangnya balik.
Mew bersembunyi di belakang punggung Gulf, sementara Alex terus menyerang dari depan. Gulf sudah tidak kuat untuk terus tertawa terpingkal-pingkal, tinju Alex sama sekali tidak menyakitkan, tapi cara Alex untuk menghindari Gulf dan terus memfokuskan bidikannya pada Mew sangat lucu.
"Daddy cemen!" ejek Alex saat ia tak bisa lagi menjangkau Mew yang berlindung di balik badan Gulf.
"Sudah, Alex. Nanti kelelahan," ucap Gulf yang mencoba mengatur nafasnya setelah terlalu banyak tertawa.
"Daddy tidak salah, papa hanya pura-pura. Hahaha." Mew masih belum bisa menyudahi tawanya, pria itu kini tengah terbaring seraya menjadikan Gulf sebagai tamengnya dengan cara memeluk Gulf erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNITI2
Fiksi PenggemarAku pernah terpuruk dalam kegelapan, lalu kau hadir sebagai lilin dengan setitik cahaya, rela terbakar hanya untuk menerangi jalanku. Entah aku bodoh atau kau yang terlalui cerdas, aku menerimamu dan menggenggammu - lilinku, dengan sangat erat. Terl...