Masih empat hari sebelumnya...
"Joy, aku mohon berhenti untuk melakukan omong kosong." pinta Gulf yang kehabisan cara untuk mencerna ucapan Joy.
"Awalnya Rico bersikap seolah ia tidak mempercayai perkataan Sinta bahwa Mew adalah anak mereka, padahal hasil tes menunjukkan bahwa mereka cocok. Rico tau Mew putra kandungnya.
Rico adalah pria hidung belang yang menghamili Glass dan tidak mengharapkan kelahiran Mew. Itulah sebabnya ia memalsukan hasil DNA untuk melindungi reputasinya sekaligus melindungi Mew dari Sinta.
Sialnya, Mew mendengar ucapan Rico saat dirinya sedang dalam pengaruh obat ini dan itu bertepatan dengan saat orang tuamu melintasi jalan yang sama dengan lintasan Mew.
Menurutmu itu kebetulan? Tidak, Gulf. Sinta yang menelpon ayahmu dan mengatakan bahwa Rico akan merencanakan kontrak kerja sama, ia sengaja membuat orang tuamu melintasi kawasan itu karena ia tau Mew sedang berkendara dalam keadaan berhalusinasi.
Kenapa? Karena orang yang paling tidak menginginkan adanya persaingan hanyalah Sinta.
Rico terpaksa mengikuti saran Sinta untuk membuat keterangan palsu, dalam kendali obat yang bersarang dalam dirinya Rico hanya punya naluri untuk melindungi Mew. Tidak ada yang lain.
Sinta memperdaya Rico dan Mew sepanjang hidupnya, sampai kau datang kedalam kehidupan mereka." jelas Joy yang seolah menahan begitu banyak dendam serupa.
Joy menarik nafas sejenak kemudian bersandar di kursi. "Kau selalu membuat kopi untuk Rico kan sejak saat kau menginjakkan kakimu disana? Itulah sebabnya Rico berhenti berada di bawah pengaruh Sinta, karena Sinta tidak bisa menambahkan apapun kedalamnya." ucap Joy yang mencoba santai.
Gulf tertawa kecil, "bagaimana aku bisa percaya padamu? Memangnya kau siapa? Bagian dari orang yang dipengaruhi oleh obat ini?"
"Aku? Anggaplah aku adalah orang telah dibesarkan oleh Rico, dan sekarang aku sedang melakukan tindakan balas budi.
Rico sudah tau kau siapa, tapi itu diketahui setelah kepergianmu.
Rico secara sadar memintaku untuk mencarimu, melindungi mu dan mengembalikan hakmu. Aku adalah tipe orang yang hanya mendengarkan perintah pertama karena aku tau Rico gila.
Sayangnya, kau sudah bersama Tay saat aku menemukanmu." ucap Joy seraya memasang peluru di senjata api laras panjang miliknya.
"Maksudmu?" tanya Gulf.
Joy tersenyum. "Sinta tak akan tinggal diam saat dia tau bahwa kau pergi dengan membawa rahasia besar keluarga mereka."
"Maksudmu? Tay?"
Joy mengangguk. "Dia orang yang juga membuat surat pernyataan palsu, jaksa sialan. Sinta memang tak pernah main-main dalam mencari kaki tangan."
"Lihat ini," ucap Joy yang mendekat ke arah komputernya.
"Sinta itu licik, tapi kurang cerdik. Sinta memasukan serbuknya kedalam kopi Rico. Lihat ke layar yang ini lagi, Rico meminum kopinya dan pergi ke kamar saat Sinta ada di sana. Mereka berkelahi, Rico bahkan menampar Sinta kan? Tapi di akhir, dia meminta maaf dan boom. Kunci brangkas jatuh ke tangan Sinta, semudah mengedipkan mata."
"Ini?" ucap Gulf tertahan.
"Tunggu dulu! Lihat ini lagi! Rico sudah mulai sakit sejak saat kau kembali ke keluarga itu setelah kepergianmu, karena apa?
Karena Mew berhasil menemukanmu." ucap Joy.
Gulf mengerti, Mew juga hampir memukul Alex bahkan mengucapkan kalimat yang begitu melukai. Gulf juga pernah mendengar Rico dan Sinta berkelahi kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNITI2
FanfictionAku pernah terpuruk dalam kegelapan, lalu kau hadir sebagai lilin dengan setitik cahaya, rela terbakar hanya untuk menerangi jalanku. Entah aku bodoh atau kau yang terlalui cerdas, aku menerimamu dan menggenggammu - lilinku, dengan sangat erat. Terl...