42

1.4K 187 50
                                    

"Halo? Tuan?"

"Apa?" tanya Mew setelah menjawab panggilan yang baru saja masuk.

"Jaksa itu, sudah dibereskan. Mungkin dia tidak akan berani menemui tuan Gulf lagi."

"Bagaimana kau menjamin itu? Kalian sudah lalai dihari kedua, kan?" tanya Mew dengan wajahnya yang datar.

"Sesuai kesepakatan awal, kami akan memberi pelajaran dua kali lipat jika hal yang sama terulang."

"Jika sampai istriku bertatap muka dengan bajingan itu lagi, akan ku pastikan kau tidak akan bisa menggunakan otot-ototmu lagi. Ku anggap kau mengerti, aku akan tutup panggilannya."

Mew menatap layar smartphonenya yang menampakkan foto Tay bersama Gulf, yang menjadi fokus Mew hanyalah tangan mereka yang bersentuhan.

"Tay," lirih Mew dengan amarah yang menggebu-gebu dalam dirinya.

Sebuah panggilan tiba-tiba masuk, dari Gulf tercinta.

"Halo, sayang." sapa Mew. Wajahnya yang penuh amarah seketika berbunga-bunga setelah Gulf menelponnya. "Em, maaf aku melewatkan panggilanmu seharian. Aku sangat lelah begitu sampai, dan aku harus menyiapkan rapat pagi-pagi buta."

"Tidak apa, Mew. Aku tau kau sibuk, apa kau sudah makan?" tanya Gulf.

"Sudah, apa yang kalian lakukan dirumah? Apa Alex sudah tidur?"

"Belum, dia sedang bermain dengan Siri dibawah."

"Apa itu artinya kau sendirian dikamar?" tanya Mew.

"Iya, memangnya dengan siapa? Kau sedang disana kan?"

Gulf menatap layar smartphone miliknya saat Mew mengalihkan panggilan suara menjadi panggilan video, ada apa?

"Kenapa mengubah panggilannya?"

"Hanya ingin melihat istriku yang indah, apa yang kau lakukan sendirian dikamar tanpa aku disana? Hm?" goda Mew.

"Tidak ada," sahut Gulf. Karena ia memang hanya duduk diam di atas kasur.

"Apa kau merindukanku, hah?" goda Mew lagi seraya mengulum senyumnya.

"Tidak," elak Gulf.

"Em, aku tau kau berbohong. Kau tidak pandai berbohong, aku selalu bisa menebakmu."

"Memang tidak, ini baru dua hari, untuk apa aku merindukanmu. Mew, dimana Mild, kenapa kau sendiri?"

"Mild diluar atau dikamarnya mungkin, aku tidak tau karena aku sedang dikamarku."

"Kamarmu? Kau punya rumah disana?"

Mew menggeleng. "Bukan rumah, hanya apartemen kecil. Ingin melihat-lihat?" tanya Mew.

"Tidak perlu, Mew. Oh, iya. Aku kerumah ayah tadi. Rom juga ikut," ucap Gulf.

"Hanya kerumah ayah?"

"Tidak, ke supermarket juga dan kesekolah Alex."

"Em, kenapa ke supermarket? Seharusnya Gulf meminta yang lain saja untuk pergi, apa Gulf lelah?"

"Tidak, Mew. Kau harus menelpon ayah, karena ayah merindukanmu."

"Jika dia rindu dia bisa menelpon ku, Gulf."

"Ayah tidak ingin mengganggu mu, ayah khawatir jika dia menelpon saat kau sibuk. Telpon dia Mew, ayah sedang tidak enak badan."

"Gulf, terimakasih karena sudah menyayangi keluargaku. Besok aku akan pulang, kita akan langsung mengunjungi ayah begitu menginjakkan kakiku dirumah."

IGNITI2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang