49

1.3K 193 69
                                    

"Waw, phi memesan ini untuk Art?" tanya Art yang terlihat kagum dengan kamar hotel yang akan ia tempati.

Mew sengaja masuk kedalam hotel dengan sedikit mengendap-endap, para pegawai di hotel ini mengenal Mew dan Gulf, akan sangat runyam jika sampai ada yang mengadu bahwa Mew membawa seseorang kedalam kamar hotel. Padahal nyatanya, Mew hanya mengantar seorang karyawan.

"Art, aku sudah siapkan semuanya. Tidak perlu memikirkan apapun, istirahat dengan tenang oke. Jika resepsionis menanyakan sesuatu, katakan bahwa kau pegawai perusahaan Suppasit dan semuanya sudah ditanggung. Mengerti?" ucap Mew yang menunggu anggukan Art agar dapat segera pergi.

Art akhirnya mengangguk, "baik phi Miu."

"Phi, kamarnya terlalu besar. Ini membuat Art takut untuk tinggal sendirian," keluh Art seraya memeluk lengan Mew.

"Lalu bagaimana? Begini saja, aku akan minta pegawai magang untuk menemanimu. Kebetulan dia juga menginap di hotel ini," ucap Mew yang tergesa-gesa.

"Em, Art tidak ingin. Tidak kenal," keluh Art. "Phi saja yang menemani Art, na?"

"Tidak bisa Art, Gulf sedang menungguku sekarang. Aku harus bergegas," keluh Mew yang memaksa untuk melepaskan diri dari Art.

"Phi Miu, Art baru melakukan perjalanan jauh. Tidak perlu waktu lama untuk Art tertidur pulas, sebentar saja phi. Setelah Art tidur phi bisa pulang, Art janji tidak akan membuat phi tinggal lama."

Melihat wajah Art yang seperti tanpa harapan membuat Mew frustasi, Mew akhirnya berdecak kesal dan membuang nafas kasar sebelum mengiyakan keinginan Art.

Art yang tersenyum senang segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri, ia lalu menggunakan pakaian tidurnya dan segera berbaring.

"Kenapa masih belum tidur?" tanya Mew ketika duduk di sofa dan tak sengaja menatap Art yang masih mengedipkan mata.

"Art sulit tidur ditempat baru," ucap Art seraya menggigit bibirnya seolah ia benar-benar tidak berniat membuat Mew tinggal lebih lama.

"Lalu bagaimana? Aku harus segera pulang," keluh Mew. Ia berjanji pada Gulf untuk kembali setelah tiga puluh menit, tapi ini hampir satu jam.

"Maaf karena merepotkan phi Miu," lirih Art seraya tertunduk.

Melihat mimik itu jelas membuat Mew merasa tidak tega, Gulf juga sering seperti itu jika tidak bisa tidur atau kelelahan.

Mew akhirnya menghampiri Art yang berbaring, pria itu ikut serta memposisikan diri untuk duduk di tepi kasur seraya menepuk pundak Art dengan pelan dan konsisten. Mew berharap agar Art dapat relaks lalu tertidur, biasanya Gulf akan mudah tidur jika Mew melakukan itu padanya.

Mew tersenyum tipis setelah Art tertidur, ia kemudian segera bergegas untuk pulang. Sudah sangat terlambat untuk menjemput Gulf, semoga Gulf tidak merajuk atau marah.

Mew sampai dirumah Win, tapi Win mengatakan bahwa Gulf sudah pulang, seseorang menggunakan mobil hitam dan kacamata hitam yang menjemputnya. Saat itu Alex sudah sangat mengantuk hingga hampir tertidur ketika bermain dengan Ghina.

Mew yang merasa bersalah membuka pintu kamarnya perlahan, Gulf tidak ada disana dan ruangan itu kosong. Mungkin Gulf dikamar Alex?

Mew kembali membuka pintu kamar putranya, benar saja bahwa Gulf sedang bersama Alex. Putra kecil mereka kini tengah tidur pulas dalam pelukan Gulf.

"Gulf," ucap Mew tertahan karena Gulf mengatakan jari telunjuknya di bibir sebagai isyarat agar Mew diam.

Mew melepaskan pelukan Alex dengan sangat pelan dan hati-hati, setelah berhasil ia memperbaiki posisi selimut Alex dan segera keluar dari kamar putranya.

IGNITI2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang