30

1.7K 204 17
                                    

Gulf sedang duduk bersandar di kursi tunggu, wajahnya begitu serius dengan ujung kuku yang tak berhenti mengetuk kursi.

"Bagaimana? Apa sangat parah?" tanya Gulf saat seorang wanita yang baru keluar ruangan bersama dengan bocah seusai Alex, bocah itu tampak tenang diatas kursi roda yang disorong oleh ibunya.

"Tidak apa, hanya terkilir." sahut wanita itu.

Gulf menghela nafas lega. "Saya minta maaf karena anak saya terlalu nakal, saya pasti akan membuatnya mengerti bahwa yang dia lakukan salah. Sekali lagi saya minta maaf," ucap Gulf dengan setengah menunduk.

"Tidak perlu terlalu berlebihan, mereka hanya anak kecil. Kami berterimakasih karena orang tua Alex sudah repot-repot mengantar sampai rumah sakit, bahkan sampai menanggung administrasinya."

"Apa tidak sebaiknya dirawat inap saja? Kami akan menanggung semuanya, anggaplah sebagai permintaan maaf kami karena lalai dalam mendidik putra kami." ucap Gulf.

"Tidak perlu repot-repot, dokter bilang Fiat sudah bisa pulang. Mungkin hanya tidak bisa datang ke sekolah untuk beberapa hari," jelas wanita yang dipanggil ibu oleh Fiat, bocah yang pernah berkelahi dengan Alex beberapa waktu lalu.

"Kalau begitu kami permisi dulu, papa Alex."

"Sekali lagi saya minta maaf," ucap Gulf.

Gulf langsung menuju ke sekolah Alex bersama dengan Mew setelah guru BK menghubunginya, pasalnya Alex sedang berkelahi dengan bocah dari kelas lain dan para guru tidak bisa melerai mereka. Sekuat apapun para guru menarik Alex, pada akhirnya bocah itu kembali menyerang Fiat.

Suasana sekolah cukup ramai ketika Gulf dan Mew datang, Alex bahkan tidak menghiraukan Gulf yang memintanya untuk berhenti. Sampai Gulf memilih untuk menarik Alex kedalam pelukannya dengan paksa. Ya, setelah Alex berada dalam pelukan Gulf barulah bocah itu bisa berfikir jernih.

Jangankan para guru, bahkan Mew pun terkejut dengan perilaku Alex. Gulf melepaskan pelukannya pada Alex dan memegang bahu putranya dengan sangat erat, "kenapa sayang?"

"Alex tidak suka Fiat!"

"Iya, tapi kenapa? Kenapa berkelahi seperti itu?" tanya Gulf lagi. "Siapa yang salah?"

"Alex berlmain di ayunan, papa. Alex tidak ingin Fiat main! Alex tidak suka!" ucap Alex seraya berteriak.

"Kenapa Alex memukul Fiat, sayang? Mainan disekolah memang untuk berbagi, itu bukan milik Alex pribadi."

"Tapi Alex tidak suka, Alex tidak ingin!"

Gulf memijat keningnya sejenak sebelum akhirnya mengabaikan Alex dan beralih untuk menghampiri Fiat yang telah dibantu oleh beberapa guru, "sekarang Alex harus minta maaf pada Fiat."

"Tidak!" sentak Alex.

"Tidak ingin minta maaf?" tanya Gulf.

"Tidak!"

"Mew, bawa Alex pulang bersamamu. Aku akan urus ini." ucap Gulf pada Mew, kali ini Gulf benar-benar kehabisan cara untuk menghadapi Alex.

"Alex tidak ingin pulang!"

"Alex harus pulang dengan daddy!" sentak Gulf.

"Kenapa papa dengan Fiat?! Anak papa itu Alex, bukan Fiat! Fiat nakal!"

"Alex!" bentak Gulf. "Kalau Alex masih mau jadi anak papa, tolong dengarkan ucapan papa! Pulang bersama daddy sekarang!"

Mew menatap Gulf sejenak, tapi pandangannya teralihkan saat Alex tiba-tiba melepaskan genggaman Mew dengan kasar. Bocah itu tiba-tiba pergi, lari entah kearah mana. Tanpa aba-aba, Mew langsung mengejar putranya yang jelas merajuk karena Gulf membentaknya.

IGNITI2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang