35

1.7K 214 20
                                    

Pagi yang sangat menyibukkan bagi Gulf karena dirinya harus membagi waktu antara menyiapkan Alex agar bisa berangkat ke sekolah juga menyiapkan sarapan untuk Mew dan putranya. Tapi ini adalah pilihan Gulf sejak awal, ia tidak mungkin menyerah di hari pertama.

"Mew, sarapannya sudah siap. Aku akan memanggil Alex." ucap Gulf yang langsung bergegas menaiki tangga setelah merapikan dasi Mew.

"Gulf, pelan-pelan saja." ucap Mew pada Gulf yang terlihat tergesa-gesa dalam langkahnya. "Aku sudah bilang jangan merepotkan diri," gumam Mew yang mengiringi kepergian Gulf.

Gulf kembali dengan Alex yang sudah siap rapi dalam lima menit, keluarga kecil itu kemudian berdoa sebelum memulai sarapan mereka.

"Sayang, ayo. Nanti telat," ucap Gulf pada Alex yang masih sibuk dengan segelas susu di tangannya.

Mata Gulf tertuju pada sepatu Alex, bocah itu memang memasang sepatunya, tapi talinya belum terikat. Gulf akhirnya berjongkok untuk segera mengikat tali sepatu Alex, Mew turut serta menghampiri Gulf, membantu pria tercintanya untuk mengikat tali sepatu Alex yang lain.

"Mew, jangan turun ke lantai. Nanti jas mu kusut," keluh Gulf.

"Lalu kau ingin aku membiarkanmu lelah sendirian? Gulf, kau sudah janji untuk tidak kelelahan." ujar Mew dengan wajah cemberutnya.

"Aku tidak lelah, aku menikmati ini sebagai ibu." ucap Gulf dengan senyumnya.

Mew mencium kening Gulf sejenak, tapi Gulf lagi-lagi menyingkirkan Mew darinya. "Aku memasak dan kesana lalu kemari, aku bau asap dan bau keringat. Jangan menempel padaku, nanti pakaianmu bau."

"Gulf ...." keluh Mew.

"Bagaimana? Apa sudah selesai sarapan? Sudah saatnya berangkat, sepuluh menit lagi gerbang sekolah Alex ditutup."

"Alex sudah siap!"

"Baiklah, ayo pergi." ujar Mew yang kemudian mengulurkan tangannya agar dapat menggenggam tangan Gulf hingga tiba di mobil, seperti biasa.

"Ayolah, Gulf. Apa kau juga tidak akan menggandengku?" keluh Mew saat Gulf hanya menatap uluran tangannya.

Gulf akhirnya tersenyum dan menyambut tangan Mew, mereka bertiga akhirnya menuju ke halaman bersama.

***
Gulf dan Mew melambaikan tangan ke arah Alex yang pada akhirnya sampai ke sekolah tepat waktu, Gulf merasa bangga pada putranya yang kini bisa sedikit disiplin.

Mew kembali membuka pintu mobil agar Gulf dapat masuk dengan mudah, ketika duduk, Mew langsung mengecek smartphonenya. Tapi kegiatan Mew harus terhenti karena penjaga sekolah memanggilnya, Alex ada disana untuk mengatakan sesuatu pada daddynya.

Gulf hanya tersenyum melihat Mew yang berjongkok untuk mendengarkan ucapan Alex dari kejauhan, sampai getaran smartphone Mew mengalihkan perhatiannya.

Sekilas Gulf melihat layar smartphone milik Mew, panggilan masuk dari kantor. Mew pasti sangat sibuk hingga kantor menelponnya tanpa henti.

Gulf meraih smartphone Mew, berniat untuk menjawab panggilan itu atas nama Mew. Mana tau panggilan mendesak yang mengharuskan Mew untuk tidak melewatkan panggilan.

Saat Gulf menyentuh benda itu, deringnya berhenti. Ketika benda itu kembali berdering, Mew telah tiba dan langsung merampas smartphonenya dari tangan Gulf.

"Panggilan dari kantor," ucap Gulf seraya tersenyum.

"Kau mengangkatnya?" tanya Mew.

Gulf menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan Mew, karena dirinya memang belum sempat menjawab panggilan itu.

IGNITI2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang