47

1.3K 201 99
                                    

Setelah menjemput Alex dari sekolah, Gulf menemani putranya itu untuk makan siang. Kali ini kegiatan mereka berjalan tanpa Mew, Alex hampir menolak untuk makan karena Mew tidak ada. Syukurnya Alex mau mengerti setalah Gulf bilang bahwa Mew sedang sangat sibuk di kantor, dan ini dilakukan oleh Mew agar nanti malam ia tidak perlu lembur.

Gulf segera menuju ke kamar setelah dirinya dan Alex selesai, tentu saja langkahnya itu selalu dibuntuti oleh Alex disampingnya.

Dengan perlahan Gulf melepaskan kalung yang diberikan oleh Mew sebelumnya dengan niat untuk menyimpan kalung itu kedalam kotaknya lagi.

"Papa, kenapa itu dilepas?" tanya Alex.

"Karena papa sayang kalungnya, papa tidak ingin ini rusak. Nanti akan papa pakai jika kita jalan-jalan dengan daddy."

"Oh, begitu? Kalau cincin ini? Kenapa tidak dilepas juga?" tanya Alex pada Gulf seraya memegangi jari manis Gulf yang dikit oleh cincin pernikahan.

"Kalau yang ini, papa cinta. Tidak boleh dilepas, kalau hilang nanti papa sedih."

"Oh, begitu? Alex ingin lihat kalung papa, boleh?"

Gulf mengangguk seraya tersenyum dan menyerahkan kalungnya pada Alex setelah bocah itu meminta dengan wajah penuh harapan. "Wah, bagus." ucap Alex yang kemudian tak sengaja menjatuhkan kalung itu.

"Papa, maaf." ucap Alex yang bergegas meraih kalung itu dari lantai.

Gulf sempat berpikir bahwa kalung itu rusak karena matanya yang berbentuk persegi panjang terbuka, tapi ternyata tidak, memang begitu cara kerja kalungnya.

"Papa, ada tulisan disini." ucap Alex. "Alex baca pa, oke? Alex bisa," ucap Alex dengan excited.

Gulf mengangguk pelan, "silahkan sayang."

"Ini Art." ucap Alex setelah sekian lama meneliti kalung itu.

Gulf mengerutkan keningnya, apa mungkin Alex salah? Alex baru belajar mengenal huruf kan?

"Iya? Coba baca sekali lagi," pinta Gulf yang merasa bahwa itu tidak berkaitan dengan nama silsilah keluarga mereka.

"Art, papa. A-r-t, Alex tidak salah." ucap Alex lagi sebelum menyerahkan kalungnya kembali pada Gulf.

"Art?" batin Gulf.

Gulf segera menyimpan kalungnya dan bergegas mendekati koper yang Mew bawa saat keluar kota, entah kenapa tapi dia ingin tau apa isi benda itu. Benda yang Mew siapkan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan dan tak pernah dibongkar sejak kepulangan.

Alex yang semula hanya memperhatikan gerakan Gulf mulai mendekat, memperhatikan Gulf yang membongkar koper Mew yang isinya hanya pakaian. "Tak ada yang aneh," batin Gulf lagi.

"Papa, ini buku daddy? Kenapa ada gambar tuan bunny? Apa ini untuk Alex?"

Gulf tersenyum menatap putranya, "jangan sayang. Kan daddy tidak memberikannya untuk Alex, berikan pada papa. Papa akan simpan, takut nanti rusak. Kalau Alex ingin, Alex harus izin dulu pada daddy."

"Oke, pa." sahut Alex yang kemudian kembali mencari sesuatu di koper daddynya.

Gulf mengeleng pelan seraya tersenyum melihat notebook ditangannya, bagaiman bisa seorang Mew menggunakan buku selucu ini?

Tapi, senyuman itu tiba-tiba memudar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IGNITI2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang