"Alex, jangan lari!" teriak Mew saat putranya langsung melesat dengan cepat ketika pintu mobil dibuka.
"Alex jangan makan itu, tidak sehat!"
"Alex jangan pegang itu, kotor!"
"Alex, jangan memukul orang lain!"
"Alex jangan merebut mainan yang sedang digunakan!"
Mew selalu mencegah segala sesuatu yang ingin dilakukan oleh Alex, pria itu tak pernah menjaga Alex dilapangan terbuka, Mew sangat takut jika sesuatu terjadi pada Alex. Tapi tidak seharusnya Mew melarang Alex melakukan apapun.
"Alex, no! Jangan!" ucap Mew lagi.
"Alex ...."
"Mew, cukup! Ayo pulang sekarang dan biarkan Alex bersosialisasi dengan teman-temannya," ucap Gulf, ia sudah cukup muak dengan cara Mew mendidik Alex.
"Tapi, Gulf. Kita tidak bisa meninggalkan Alex sendiri, aku akan telpon Siri. Biar Siri yang menjaga Alex." Mew bergegas mencari keberadaan smartphone-nya, pria itu benar-benar serius seakan ia sangat takut debu menyentuh Alex.
"Mew, apa kau benar-benar khawatir dengan Alex?"
"Iya, jika tidak aku tidak akan menghabiskan uangku untuk membayar begitu banyak orang untuk ...."
"Bukan begitu caranya mendidik anak Mew."
"Tapi, Gulf ...."
"Tolong pergi ke mobil dan tunggu aku disana, aku akan menyusulmu." ucap Gulf pelan, Gulf mungkin bisa membentak Mew sekarang juga. Jika saja Alex tidak memperhatikan mereka.
Mew dengan terpaksa mengikuti perintah Gulf, Mew bukannya tidak percaya pada Gulf, tapi Alex sudah terbiasa berada dalam pengawasan ketat, Mew tidak bisa meninggalkan Alex sendirian ditempat baru.
"Alex, sayang." ucap Gulf setelah Mew pergi.
"Papa akan pulang sebentar, Alex dengarkan kata-kata ibu dan bapak guru, oke? Jangan pulang sebelum papa menjemput."
"Papa, Alex tidak ingin ditinggal. Papa disini saja, Alex tidak ingin papa pulang."
"Sayang, Alex sudah besar. Papa tidak bisa menunggu Alex sampai jadwal pulang tiba, papa janji papa akan jemput Alex. Tolong berteman dengan baik ya, sayang."
Alex mengangguk pelan, "papa hati-hati. Jangan lupa menjemput Alex."
Gulf masuk kedalam mobil yang ditumpangi oleh Mew setelah ia berhasil berdamai dengan sikap Alex, Fa memilih untuk kembali ke rumah tuannya setelah mengantar Alex, tentu saja atas perintah Gulf.
"Gulf apa kau yakin akan meninggalkan Alex begitu saja?" tanya Mew.
"Apa kau meragukan aku?" tanya Gulf.
"Tidak, Gulf. Aku mengerti, kau mungkin lelah. Kalau begitu biarkan aku menelpon Siri, Siri bisa menjaga Alex disini."
"Telpon Siri sekarang dan jangan harap aku akan pulang kerumah mu lagi," ancam Gulf.
"Kenapa kau mengancam dengan kalimat itu, Gulf? Aku hanya khawatir dengan Alex, aku tidak meragukanmu."
"Lalu apa namanya? Aku ibu Alex, Mew. Aku tau apa yang terbaik untuk Alex."
"Aku paham, Gulf. Tapi Alex tidak terbiasa dengan keadaan itu, aku hanya ...."
"Khawatir? Apa begini caramu membesarkan Alex?" enek Gulf.
"Gulf ...."
"Iya, aku meragukanmu Mew. Apa kau tidak lihat? Alex tumbuh tanpa memiliki rasa tanggungjawab! Kau selalu memaklumi kesalahan Alex tanpa memberi pelajaran untuknya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNITI2
FanfictionAku pernah terpuruk dalam kegelapan, lalu kau hadir sebagai lilin dengan setitik cahaya, rela terbakar hanya untuk menerangi jalanku. Entah aku bodoh atau kau yang terlalui cerdas, aku menerimamu dan menggenggammu - lilinku, dengan sangat erat. Terl...