32

1.7K 231 15
                                    

Sudah menjadi kodrat akhir pekan untuk dijadikan sebagai hari yang padat, akan ada banyak keluarga yang menghabiskan waktu bersama untuk menebus kepenatan hari-hari sebelumnya.

Saat ini, Mew tengah mengemudi dengan tenang. Suasana didalam mobil memang agak sunyi karena Gulf dan Alex masih belum saling sapa, mereka hanya melirik satu sama lain.

"Kita pergi kemana?" tanya Mew.

"Taman kuliner."

"Kolam lenang."

Sahut Gulf dan Alex diwaktu yang bersamaan, tapi keduanya kembali diam dan membiarkan Mew untuk menentukan pilihan dari kedua opsi yang ada.

"Apa kalian tidak akan berbaikan?" tanya Mew yang sudah mulai frustasi. Ia tidak bisa membiarkan dua orang berharga dalam hidupnya bermusuhan seperti ini.

"Itu telselah papa," ucap Alex seolah tak peduli dan memalingkan wajahnya untuk beralih menatap jendela.

"Papa sudah minta maaf pada Alex, tapi kalau Alex tidak mau memaafkan papa, papa bisa apa?" balas Gulf yang juga memalingkan wajahnya.

Mew menggeleng pelan. "Kalau kalian tidak baikan jalan-jalannya dibatalkan saja."

Mew mulia mengurangi kecepatan mobil yang mereka kendarai karena Alex dan Gulf tak kunjung memberikan repson, hingga Mew memilih untuk menepikan kendaraannya dan akan melanjutkan perjalanan setelah Alex dan Gulf berbaikan.

"Kenapa belhenti?"

"Kita akan jalan setelah papa dan Alex berbaikan, kalau tidak, kita akan tetap diam disini." ancam Mew.

"Daddy," keluh Alex.

"Pilihannya ada di Alex dan papa, berbaikan atau menginap disini selamanya." ujar Mew lagi.

"Oke, Alex memaafkan papa." ucap Alex seraya melepaskan sabuk pengamannya dan juga sabuk pengaman Gulf.

"Kenapa sabuk pengamannya di lepas?" tanya Mew.

"Papa, buka pintunya!" titah Alex pada Gulf. "Daddy, kalau Alex dan papa sudah baikan belalti papa halus duduk didepan dengan daddy."

Mew mengerutkan dahinya, "Alex duduk sendirian di belakang?"

"No," ucap Alex seraya menggeleng. "Alex dipangkuan papa," sambung bocah itu seraya mencium kedua pipi dan juga dahi Gulf.

"Papa, Alex minta maaf. Alex memang besalah, Alex yang memukul Fiat duluan." ucap Alex yang kini memeluk leher Gulf.

Gulf dan Mew menahan tawa diwajah mereka, sepertinya Alex cukup kesulitan untuk mempertahankan perkelahiannya dengan Gulf. Bocah itu akhirnya mengakui kesalahannya, meskipun sejak awal Alex mengerti bahwa Gulf tidak akan membentaknya jika Alex tidak salah. Alex hanya ingin Gulf membelanya, setelah melihat dan merenungkan tindakan Gulf yang menolong Fiat, Alex paham bahwa Gulf bukan tidak ingin membela Alex, tapi Gulf tidak ingin membela yang salah.

"Nanti Alex juga akan minta maaf pada Fiat, agal papa tidak malah lagi. Maaf kalena Alex mengecewakan papa," ucap Alex yang masih betah memeluk Gulf.

"Alex, jangan peluk papa terlalu lama. Daddy cemburu!" ketus Mew.

"Sttt, daddy diam!" balas Alex. "Daddy tidak boleh cembulu, papa ini milik Alex. Iyakan pa?" tanya Alex seraya tersenyum ke arah Gulf.

"Iya, sayang. Terimakasih karena sidah mengakui kesalahan Alex, lain kali Alex harus memikirkan akibatnya dulu sebelum melakukan sesuatu. Oke?" balas Gulf.

Keduanya kemudian pindah ke kursi yang penumpang yang ada di samping kursi kemudi, sebenarnya Mew sudah melarang mereka pindah. Jika mereka pindah maka Gulf pasti akan menuruti kemauan Alex untuk duduk dipangkuannya, perjalanan mereka tidak singkat dan Alex sudah besar sekarang.

IGNITI2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang