11

2.2K 103 0
                                    

Alfano mengemudi dengan jantung berdebar, dia tidak menyangka Alisha akan mengubungi nya dan mengajaknya untuk bertemu.

Dan dia sangat penasaran dari mana Alisha mendapatkan nomor ponsel pribadi nya, dia sampai di restoran yang di maksud dan langsung turun dari mobil yang dia kendarai.

Dia masuk dan matanya langsung menangkap sosok Alisha yang duduk dengan punggung bersandar dan tangan terlipat di depan dada, mata mereka bertemu dan Alfano mendekat dengan percaya diri.

"Apakah kamu sudah menunggu lama? " Tanya Alfano dengan senyum yang tertahan.

"Tidak" Jawab Alisha dengan nada yang canggung.

Mata Alisha menatap keluar jendela dan melihat mobil Ayah nya terparkir di seberang jalan, Arthur dengan terang-terangan mengikuti nya dari belakang setelah mereka keluar dari rumah, Alisha pikir Arthur akan berhenti mengikuti nya setelah dia mengantar Al dan El ke sekolah, ternyata dia salah, Arthur bahkan mengikuti nya hingga sekarang.

Sebenarnya dia mau langsung menyusul pelatih nya ke tempat latihan, tapi karena Arthur mengikuti nya dia sempat berputar-putar di jalanan untuk mengelabuhi ayahnya.

Alisha sangat frustasi saat itu, pasti Arthur mengikuti nya hanya untuk melihat teman yang dia katakan di meja makan, teman yang akan memberikannya pekerjaan.

Alisha sangat stress, entah ide dari mana, dia menelpon Gamial dan meminta nomor telpon Alfano. Gamial berkata dia tidak tahu nomor pribadi Alfano dan hanya memberikan nomor yang tertera di kartu nama Alfano.

Alisha kembali berpikir dan menelpon nomor tersebut, Celline mengangkat nya dan bertanya siapa yang menelpon. Alisha tidak pernah merasa kecil hati dalam hidup nya dan memberitahu siapa dirinya.

"Bisakah kamu mengirim kan nomor telepon tuan Alfano"

Celline sempat terdiam beberapa saat sebelum dia menjawab nya.

"Aku akan mengirimkan nya melalui pesan"

"Terima kasih"

Celline tentu saja dengan mudah memberikan nya karena antara Alisha dan tuannya bukan hanya sekedar hubungan kerja saja.

Dan di sini lah Alisha duduk dengan kebingungan, alasan apa yang akan di gunakan jika Alfano bertanya tujuan dia meminta pria itu untuk datang.

Alfano masih gugup, dia menatap wajah Alisha yang alami dan bersih, dia sangat suka dengan bentuk wajah wanita tersebut.

Matanya turun dan melihat jari-jari putih dan cantik yang saling bertautan, dia sangat ingin menggenggam nya. Ya Tuhan Alfano rasa dia sudah benar-benar  jatuh cinta sekarang.

Alfano mengangkat wajah nya untuk bertatapan mata dengan Alisha, tapi dia melihat jika mata wanita tidak fokus dan selalu melirik sesuatu di luar kaca restoran.

Dia membalik badannya untuk mencari apa yang membuat wanita yang dia sukai itu begitu tertarik dengan hal di luar.

Dia hanya melihat mobil yang berlalu lalang dan orang-orang yang sibuk berangkat kerja, tapi dia sangat penasaran dengan mobil mewah yang terparkir di seberang jalan, kenapa mobil semewah itu berhenti di di sana, jika pemilik nya makan di restoran harusnya parkir di depan restoran, tapi mobil itu jauh di seberang jalan, di mana tempat itu di larang untuk berhenti.

"Ehemm Tuan Alfano, aku rasa aku harus pergi sekarang"

Alfano yang tadi sibuk berpikir langsung menatap Alisha.

"Apa? "

"Maaf karena meminta mu untuk datang, aku sungguh minta maaf"  Alfano terus menatap mobil ayahnya jadi Alisha mencoba untuk mengalihkan perhatian pria tersebut.

ALISHA (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang