39

1.3K 57 0
                                    

"Alisha bolehkah aku mencium mu? "

Mendengar itu Alisha sedikit kaget, tapi setelah nya dia menatap malu pada pria didepan nya, melirik ke tempat Etan dan Gamial yang berdiri didepan mobil.

Alisha merasa wajahnya panas, dia yakin pasti sekarang kulit yang ada di sana memerah.

"Kenapa kamu bicara seperti ini tiba-tiba? " Tanya Alisha tidak mau menatap Alfano.

Tindakan itu terlihat manis, Alfano tidak tahu apa dia berhalusinasi saat ini? Banyak waktu habis untuk memikirkan hal itu terjadi.

"Aku.... "

Alisha mengangkat dagunya menatap Alfano dengan mata yang bersinar menunggu hal yang akan di katakan pria di depan nya. Alfano menghentikan ucapan nya, dia benar-benar terpana melihat wajah yang hangat seakan meminta dia untuk di kecup.

Mereka hanya saling menatap, itu hal yang sering mereka lakukan. Tapi kali ini berbeda tidak ada emosi di sana. Tidak ada rasa ingin menang atau mengalah kan. Seakan terasa lelah, menatap tanpa memikirkan apa-apa ternyata mampu membuat mereka terikat satu sama lain.

Alisha lebih dulu memalingkan wajah, hati nya terasa lapang. Dia tahu seharusnya sejak awal dia melakukan nya. Bersembunyi di balik kata takut patah hati hal bulshit yang pernah di yakini.

Jika dia berprilaku menentang pada Alfano, mereka hanya akan terus berdebat dan saling menyakiti. Tapi menunjukkan sedikit saja rasa kasih sayang cukup untuk memenuhi hati mereka satu sama lain.

Tangan Alisha terangkat, dia menyentuh tangan Alfano, merasakan hangat di telapak tangan membuat dia nyaman. Sedikit lebih banyak memberikan cinta tidak akan menyakiti hati nya, malah itu membuat nya ingin memberikan cinta lebih banyak.

Alfano hampir mengeluarkan bola mata nya, dari tatapan bergerak lebih jauh ke sentuhan,  itu hal jauh yang tidak dia bayangkan.

Mengigit bibir dalamnya, Alisha mengeratkan genggaman nya, telapak tangan halus menyentuh kulit yang lainnya. Merasakan gerakan pada tangan yang dia genggam, dia tidak bisa menahan diri dari tersenyum.

Seperti ada yang bergerak dalam perut nya, Alfano juga tersenyum. Dadanya membuncah seakan ada sesuatu yang akan meloncat dari sana.

Ibu jari nya mengusap punggung tangan Alisha. Dia tidak tahan dan akhirnya sedikit tawa.

Alisha mengulum bibirnya agar tidak ikut tertawa, cuaca begitu cerah. Matahari menampakan diri tanpa perlindungan. Panas yang datang tidak menghalangi mereka dari mabuk cinta.

Alfano tidak ingin bicara, dia takut jika dia bicara, itu akan menghilangkan rasa yang sekarang mereka miliki.

Dia sedikit melangkah mendekat dan memeluk Alisha dengan lembut. Seakan dia menjaga agar Alisha tidak terganggu dan kembali ke sifat yang selama ini dia terima.

Sedikit kaget dengan tindakan tersebut, Alisha mengangkat tangan nya dengan ragu dan melilitkan tangan nya di pinggang Alfano.

Alfano menarik nafas lega dan meletakkan wajahnya di ceruk leher Alisha, mencium aroma yang dia rindu malam itu. Dia mengencangkan pelukan nya, dia tidak ingin apapun lagi di dunia ini. Karena yang dia mau ada dalam dekapan.

Mereka masih saling berpelukan tanpa bicara, mengabaikan dua orang yang menatap dari kejauhan. David kira akan ada perdebatan panjang karena sebelumnya Alisha meminta dia untuk tidak memberitahukan keberadaannya pada Alfano.

Gamial hanya tersenyum tidak berdaya, dia tidak suka mencampuri urusan percintaan orang lain, jadi dia tidak terlalu perduli. Orang tua nya membuka rumah makan dan itu sudah bertahan selama lima tahun. Satu adik laki-laki yang baru masuk sekolah menengah atas.

ALISHA (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang