"Kak Alisha hamil. Kamu harus bertanggung jawab"
Al menatap Alfano dengan mata yang mengancam. Melihat itu Alfano tidak tahu harus menangis atau tertawa.
"Aku akan bertanggung jawab. Bahkan jika besok"
"Kamu terlihat begitu bersemangat. Apa kamu merencanakan semua ini? " Sambung El yang mengikuti jejak kakak laki-laki nya.
Dua bocah pria mencoba mengintimidasinya. Alfano tidak bisa melakukan hal apapun selain membiarkan bocah bocah itu bicara.
Amanda juga tidak berusaha menghentikan anak anaknya. Dia membiarkan Al dan El bicara apa yang mereka ingin katakan.
"Ayo kita lihat kak Alisha" Ajak Amanda
Dia menarik Al dan El untuk masuk kedalam ruang inap Alisha. Setelah kepergian Amanda dan kedua putra nya. Nuan secara terang-terangan menghembuskan nafas kasar.
"Kamu sungguh mengambil jalan yang sulit, wanita manapun yang kamu inginkan di luar sana, orang tua mereka akan dengan mudah memberikan putri mereka pada mu. Tapi sekarang kamu terperangkap dengan wanita yang orang tua nya tidak menyukai mu. Benar-benar di luar dugaan"
Etan dan Gamial menatap Nuan yang bicara dengan nada kesal. Mereka berdua tidak tahu bagaimana harga diri orang kaya. Tapi setelah mereka melihat Alfano. Mereka tahu jika pria itu sudah cukup merendah untuk bersama wanita yang dia cintai.
"Nuan berhenti bicara. Kamu tidak akan mengerti" Balas Alfano dengan lelah.
_______
Hari sudah berganti. Alisha juga sudah sadar. Dia memikirkan segala hal yang terjadi kemarin. Dia masih ingat dengan jelas pertarungan nya melawan Moola. Dia yakin dia bisa menang hari itu. Tapi Tuhan berkehendak lain.
Dia merasa kecewa setiap kali dia memikirkan. Dia menundukkan pandangan. Dan itu jatuh para perutnya yang masih begitu datar.
Alisha hanya diam tanpa berpikir apa-apa. Dia hanya terus menatap perutnya. Pintu di dorong dari luar. Alfano masuk dengan sebuah nampan di tangan. Dia berjalan kearah Alisha dan meletakkan nampan tersebut di atas meja yang terdapat di samping tempat tidur.
"Aku membawakan sarapan untuk mu"
Alisha mengangkat kepala nya, dia menatap Alfano yang sudah duduk di samping sisi tempat tidur sambil mengaduk bubur yang sedikit ber uap.
"Ayo kita menikah"
Alisha tidak percaya dia yang pertama kali mengatakan nya. Hubungan mereka juga tidak dalam status yang jelas, mereka hanya menjalani begitu saja.
Mimpi dia sebagai petinju juga tidak mudah. Dengan latar belakang dan kehamilan nya sekarang itu alasan yang kuat bagi dia untuk berhenti bermimpi. Meskipun pertandingan pertama dia tidak berakhir baik. Kehamilan nya cukup menjadi penebus.
"Menikah? "
"Hemm aku hamil lalu apa lagi? "
Alfano tersenyum dengan sembunyi-sembunyi. Di tidak boleh terlalu bersemangat. Dia tidak ingin mengubah suasana hati Alisha. Yang dapat menjadikan wanita itu berubah pikiran.
Melihat reaksi pria didepan nya, Alisha hanya menghela nafas sambil menggeleng kan kepala. Dia sungguh tahu isi kepala pria itu.
Alfano mengambil sedikit bubur dan mendorong nya pada Alisha. Alisha tertawa kecil sambil membuka mulutnya. Dia sudah merasa lelah menolak Alfano berkali-kali. Dia akan menerima dan menikmati nya.
"Dokter bilang kamu dan anak kita baik-baik saja. Kamu bahkan bisa pulang hari ini"
Alisha tidak menjawab dan meminta Alfano menyuapi nya lagi dengan mata, Alfano yang peka dengan cepat memasukkan sesendok bubur ke mulut kekasih nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALISHA (COMPLETED)
Romancekisah ini bercerita tentang seorang wanita yang ingin menggapai mimpi nya untuk menjadi petinju profesional. _Alisha Roberto Smith Dan pria tampan kaya raya, yang menginginkan seorang wanita lemah lembut sebagai syarat menjadi istrinya. Tapi siapa...