Sudah tiga hari berlalu dan Alfano hanya bisa memasang satu ekspresi wajah saja, datar, ya hanya itu saja.
Dia tidak tersenyum, apalagi tertawa. Tiga hari di benar-benar dalam kebingungan. Dia berharap Alisha menelpon dan menjelaskan segalanya dan meminta maaf.
Tapi itu hanya keinginan nya saja dan tidak akan pernah terjadi. Alisha tidak akan datang padanya, wanita itu tidak akan pernah membutuhkan nya.
Setiap dia mengingat Alisha hanya ada perasaan tidak cukup di hati nya. Dia terkadang merasa tidak tahan tapi dia tidak melakukan apa-apa.
Dia tidak pernah se-sabar ini sebelum nya, dan hanya Alisha yang bisa membuat nya seperti ini.
Pintu di ketuk dari luar, Celline masuk dan Alfano menatap nya dengan tenang, Wanita itu mendekat dan meletakkan jadwal tuannya di hari tersebut.
"Ini jadwal anda tuan"
Alfano mengambil nya dan mulai membacanya satu persatu, matanya berhenti pada satu acara dan menatap Celline yang menunggu pertanyaan.
"Jam 7 malam ada pesta perusahaan Frezham? "
"Iya tuan, perusahaan besar dengan saham termahal ketiga setelah perusahaan Smith Company"
Ada tiga besar saham termahal sejak 4 tahun terakhir, dan perusahaan milik keluarga Alfano masih menduduki posisi pertama.
Meski begitu mereka masih harus menjalin hubungan sesama rekan bisnis, memiliki perusahaan bukan berarti lepas dari hal lainnya, tapi di sanalah kualitas perusahaan di pamerkan.
"Baiklah, siapkan segala hal yang dibutuhkan"
"Baik Tuan"
Celline keluar dari ruangan dan Alfano kembali masuk dalam mood patah hati nya.
*****
Alisha menatap ayahnya yang terbalut selimut bulu tebal, wajah pria itu pucat dan batuk beberapa kali.
"Apa itu parah? Jika iya kita ke rumah sakit saja"
"Tidak, Ayah baik-baik saja"
Amanda datang dengan segelas air lemon mint hangat dan duduk di samping suaminya.
"Minum dulu sayang"
Arthur meminum dengan di bantu Amanda, Alisha menghela nafas dan berbalik menatap Al dan El yang terlihat sedih.
"Apa ayah sakit? " Tanya El.
Arthur sudah selesai minum dan Amanda meletakkan gelas di atas meja, dia mendekati kedua Putra nya dan membawanya ke atas sofa.
"Ayah baik-baik saja"
"Kenapa Ayah selalu tidak mau dibawa ke rumah sakit setiap kali sakit?"
Arthur cemberut mendengar nya, dia berbaring di sofa panjang dan memejamkan mata.
Melihat itu Alisha menatap Ibu nya meminta penjelasan, Amanda yang melihat nya sedikit ragu untuk bicara tapi pada akhirnya dia mengatakan nya.
"Ayah mu punya sedikit masalah dengan seorang dokter"
"Dokter? Apa ayah takut dengan jarum suntik"
Mendengar itu Arthur membuka matanya tidak Terima, dia kembali duduk dan menatap putri nya.
"Ayah tidak takut"
"Lalu ada apa? "
Amanda menghela nafas dan mencoba mengingat hal yang tidak dia sukai.
"Dulu ada seorang dokter yang merawat kakek buyut mu dan dokter itu mencoba membunuhnya"
Alisha sampai membuka mulut nya karena kaget, dia tidak pernah mendengar hal itu sebelum nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALISHA (COMPLETED)
Roman d'amourkisah ini bercerita tentang seorang wanita yang ingin menggapai mimpi nya untuk menjadi petinju profesional. _Alisha Roberto Smith Dan pria tampan kaya raya, yang menginginkan seorang wanita lemah lembut sebagai syarat menjadi istrinya. Tapi siapa...