37

749 40 0
                                    

"Itu hal yang tidak sama sayang"

Amanda mendekati Alisha dan membawa wanita itu untuk duduk. Dia mengusap rambut Alisha dan tersenyum dengan lembut.

"Tentu saja seorang pelajar tidak belajar giat lagi setelah ujian, dia hanya akan menikmati hasil kerja kerasnya dan berbangga dengan itu. Orang tuanya senang dan dia bisa masuk Universitas mana pun dia mau"

Mendengar itu Alisha menatap Ibu nya dengan pandangan berpikir, itu masuk akal jika di pikirkan secara mendalam.

"Ibu benar"

Amanda tertawa renyah, dia sedikit sadar jika dia kurang perhatian pada putri nya, hingga dia tidak tahu jika Alisha ikut dalam pelatihan tinju.

"Jika Alfano berani menyakiti mu, Ayahmu tidak akan tinggal diam, dia akan mencari Alfano dan menghabisinya"

Alisha tertawa, memikirkan itu cukup lucu. Jika Alfano menyakiti nya, dia akan benar-benar membiarkan Arthur menghabisi nya.

"Aku tahu, aku akan menemuinya setelah pertandingan selesai"

Amanda hanya diam, dia memang tidak ada di sana. Tapi dia meminta pelayan rumah tangga untuk menguping.

"Ibu tidak akan melarang mu, hanya saja Ayahmu.... "

"Ibu tenang saja, aku sudah memikirkan nya"

Amanda menganggukkan kepalanya, dia akan mencoba untuk percaya pada putri nya, dia menatap jam di tangan kiri nya dan berdiri dari tempat duduk.

"Sekarang sudah waktunya adik-adikmu pulang, ibu akan pergi sekarang"

"Baiklah, hati-hati"

Amanda mengambil kunci mobil yang tergantung dan dengan cepat keluar dari rumah, dia sudah sedikit terlambat untuk menjemput dua anak kembar nya.

******

Suasana meja makan cukup tenang, Arthur duduk di ujung meja dengan santai. Raut wajahnya juga biasa-biasa saja.

Alisha berpikir ini saat nya, dia berdehem dan minum air putih untuk membersihkan tenggorokan nya.

"Ayah"

Arthur mengangkat wajahnya dan menatap Alisha yang duduk dengan tegak, Arthur mulai negatif thingking dan langsung mengubah raut mukanya menjadi tegas.

"Ada apa? "

"Aku akan mencoba untuk mengambil alih perusahaan"

Mata Arthur sampai hendak keluar saat dia mendengar nya, dia menepuk-nepuk kuping nya berpikir mungkin dia salah dengar atau berkhayal.

"Aku serius, aku mau bekerja di perusahaan menggantikan ayah sampai Al dan El besar dan bisa mengambil alih"

"Kamu benar-benar mau? " Tanya Arthur memastikan.

"Iya" Jawab Alisha dengan penuh tekanan.

Arthur tertawa dan berdiri dari tempat duduk untuk memeluk putri nya, dia sudah sangat lama menunggu Alisha untuk siap, dan sekarang dia sangat senang.

"Tapi Ayah.... Aku memiliki syarat"

"Syarat? " Ucap Arthur sambil melepaskan pelukan nya.

"Iya"

Alisha mengambil kertas di bawah meja dan menyerahkan nya pada Arthur, Arthur mengerut kan dahinya dan mengambil kertas tersebut.

Alisha terus menatap Ayah nya, dia menunggu perubahan ekspresi pria tersebut.  Tapi Arthur tidak mengubah wajahnya dan hanya terus melihat kertas di tangannya.

ALISHA (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang