52

815 42 0
                                    

Alfano menatap seluruh isi kamar dengan mata besar nya. Dia ingin melihat setiap sudut, benda, bahkan corak yang ada di dinding.

Alisha yang melihat Alfano memindai isi kamarnya menarik pria itu untuk duduk di atas tempat tidur.

"Berhenti melihat-lihat kamar ku" Larang Alisha.

Alfano menarik Alisha dan memeluk pinggang nya erat. Mengurung wanita itu di antara pahanya. Sedang kan Alisha membulatkan mata nya kaget. Wajahnya secara instan memerah. Dia malu dengan posisi mereka.

"Lalu yang mana yang harus aku lihat?" Tanya Alfano dengan mata mesumnya.

DAMM

Alisha memalingkan wajah nya yang merona. Apa yang pria itu katakan. Kenapa dia berbicara secara ambigu. Alisha merasa pusing membayangkan nya.

"Melihat apa? " Tanya Alisha balik dengan nada berusaha menahan rasa malu.

"Melihat apa? Bukan kah kamu tahu apa yang ingin aku lihat"

Alfano meremas pinggul Alisha secara sensual. Dia awalnya hanya ingin menggoda wanita di depan nya. Tapi entah kenapa dia merasa bersemangat sekarang.

"Alfano berhenti bermain-main" Ucap Alisha salah tingkah.

Melihat hal manis di depan nya, Alfano merasa tubuh nya memanas. Dia menarik Tangan Alisha lalu menjatuhkan wanita itu ketempat tidur.

Alisha sangat kaget terhadap tindakan tersebut. Tangan nya jatuh ketempat tidur tanpa tenaga membuat dia seperti di timpa bayu besar karena tubuh besar suami nya.

Alfano tersenyum licik. Tapi kemudian dia bangkit dengan khawatir.

"Alisha apa itu sakit? " Tanya Alfano memeriksa tubuh istri nya.

Alisha bingung dengan perubahan sikap Alfano. Dia hanya jatuh ketempat yang lembut. Dia tidak selemah itu dan anaknya tidak serapuh wafer.

"Aku baik-baik saja"

Alfano terduduk di atas tempat tidur lega. Arthur sudah memberi nya izin untuk tidur bersama Alisha. Bayangkan jika Alisha terluka di malam pertama pernikahan secara negara mereka. Itu tidak akan menjadi kenangan yang tidak mengenakan untuk di ingat.

Alfano berpikir lebih jernih. Dia mengambil tangan Alisha dan menggenggam nya lembut. Dia suka tekstur telapak tangan istri nya itu tidak terlalu lembut maupun tidak kasar. Dia suka sesuatu yang sederhana.

Kulit nya putih dan sedikit merah. Tidak sehalus batuk Giok. Tapi Alfano sangat menyukai tangan Alisha yang kuat serta kencang. Dia tidak bosan memegang nya dia ingin memegang tangan wanita itu selama nya.

"Tangan ku kasar karena aku sering memukul samsak dengan tangan kosong" Ucap Alisha tidak nyaman. Dia wanita yang cukup kasar. Dia sedikit minder pada Alfano yang hanya duduk bekerja memegang pulpen.

"Ini tidak kasar, aku menyukai nya" Puji Alfano

Dia meletakkan telapak tangan Alisha di bibir nya dan mencium tangan wanita itu lama. Dia suka semua bagian kulit Alisha.

Suara kecupan terdengar berkali-kali. Alisha malu lagi untuk kesekian kalinya. Alfano bersikap manis dan hati Alisha tidak siap untuk itu.

"Berhenti mencium nya" Alisha menarik tangan nya, lalu menyembunyikan kedua tangan nya dia bawah paha.

Alfano hanya tersenyum puas. Dia menatap alis Alisha yang tidak terlalu tebal. Matanya indah dengan mata berwarna Gray. Hidung nya mancung dan kecil. Dan yang membuat Alfano tidak bisa mengendalikan diri. Bibir merah Cherrynya.

ALISHA (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang