Haii update lagi seperti biasa
Kalo ada typo, remember me ya!Follow instagramku @melthnz @wattpadbymelz
Happy Reading!
* * *
"Pagi, Al." Diaz menyapa Aleya yang turun dari tangga pagi menjelang siang. Pria paruh baya itu tidak memperdulikan gadis tersebut bangun pagi atau siang karena hari ini masih hari liburan sekolahnya.
"Pagi, Om," ucapnya singkat duduk di meja makan. Wajah Diaz pagi ini terlihat ceria, ia tengah memakai sebuah apron berwarna biru benhur dengan tangan kanan yang memegang spatula, seperti orang yang akan memasak.
"Panggil Ayah aja, ya?" pintanya. Aleya hanya mengangguk pelan dan tersenyum tipis, "Pagi ini Ayah mau masakin sarapan buat Aleya sama Andra. Aleya suka sarapan apa?"
"Nasi goreng aja, Yah," ujar Andra yang baru datang menarik kursi, " Emang ini restoran apa, nyediain makanan yang dia mau."
"Andra, Aleya tamu loh di rumah ini." Diaz memperingati Andra.
"Tamu sih tamu, tapi harus sadar diri," cibir Andra. Ia malas dengan gadis layaknya Aleya, pasti sangat manja dan tidak tahu caranya hidup mandiri.
"Aleya masak sendiri aja, Yah," sahut Aleya bangun dari duduknya, ia bahkan tidak memandang Andra sama sekali, padahal laki-laki itu terus menoleh menatapnya tanpa henti.
Ia baru berpikiran kalau Aleya adalah anak yang manja, tiba-tiba mentalnya jatuh saat ia bilang ingin masak sendiri.
"Kamu bisa masak apa?" Diaz senang mempunyai anak gadis yang begitu mengerti dirinya.
"Ada pokoknya, biar Aleya aja yang masak. Kalian berdua tunggu, nggak lama masaknya kok."
Cih, baru semalem udah caper lagi sama bokap gue, batin Andra iri.
"Oke, kalo itu kemauan kamu." Diaz menyimpan spatulanya kembali dan melepas apron, kemudian memakaikannya pada Aleya. "Ayah berasa punya anak gadis. Anak Ayah dua-duanya cowok soalnya."
"Oh ya? Satunya kemana?" tanya Aleya penasaran.
"Merantau kerja."
"Kerja ap-" Ucapan Aleya terpotong saat ponsel Diaz mendadak berbunyi.
"Ayah angkat telepon dulu, kamu kalo butuh apa-apa tanya Andra aja ya," pamitnya pergi.
Aleya yang sudah siap memakai apron kemudian merapihkan rambutnya sebentar memakai jepitan hingga leher jenjang putih dan mulusnya terpampang.
Gadis itu mengambil teflon, menaruhnya di atas kompor listrik, kemudian ia beralih membuka kulkas mencari bahan makanan apa saja yang bisa dimasaknya pagi ini.
Andra hanya melihat di meja makan sana Aleya yang sibuk memasak, ayahnya sudah pergi barusan, artinya ini kesempatan Andra menjahili gadis itu agar tidak betah tinggal di sini.
"Lo butuh sesuatu nggak?" tanyanya bangkit dari kursi. Menghampiri Aleya dari belakangnya. Ia sedang mengocok telur lepas.
"Nggak."
"Lo marah soal semalem?" tanyanya lagi. Mengingat semalam Aleya tidak menyahut lagi setelah pergi masuk kamar.
"Bener marah?" Andra tidak hentinya berceloteh, mengganggu aktivitas Aleya saja memasak, "Jawab kek!"
"Buat apa sih gue marah? Ganggu aja lo," omelnya. Ia mencari sesuatu ke dalam kulkas dan mengeluarkan sebuah keju mozarella.
"Oh yaudah, nggak usah marah-marah gitu dong. Sini biar gue parutin kejunya," pintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Teen FictionMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...