Helloo
Setelah lama baru update lama lagi abis kelar uts menjelang lebaran gini. Btw yang mudik hati-hati dijalan ya, tetep semangat puasa sampai menuju kemenangan hari raya🎉Oke segitu aja, happy reading ya!
* * *
Selesai sarapan, Aleya mengambil piring bekasnya dan Andra untuk segera ia cuci di tempat cucian piring.
"Al, biar gue aja yang cuci." Neo menawarkan diri, tidak enak jika tamu seperti Aleya yang mencuci piring di rumah tersebut.
"Nggak apa-apa, Kak. Aleya udah biasa."
Andra yang masih duduk di kursi meja pantri mengernyit. Terbiasa? Ada yang aneh. Seingatnya di rumahnya dulu saja tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah sama sekali.
"Udah biarin dia cuci piring aja sih," sahut Andra yang sedikit kesal dengan Neo yang terlalu memaksakan keinginan Aleya padahal hanya mencuci piring.
Beberapa detik kemudian, Andra baru menyadari ucapannya tidak selayaknya pasangan yang sedang kasmaran.
"Gue bantu bilas piringnya sini." Andra membantu tugas Aleya.
Neo melipat tangannya di dada menatap dengan heran, seperti ada kejanggalan dari kedua orang tersebut.
"Lo masih mau liatin gue sama Aleya berduaan?" sindir Andra.
"Gue mau bilang sesuatu sama Aleya."
"Yaudah ngomong aja langsung di sini."
"Kalo mau pake kamar gue-"
"Ngapain pake kamar lo? Aleya tidur sama gue." Aleya menoleh kaget. "Maksud gue, Aleya tidur di kamar gue, nggak perlu kamar lo lagi."
"Trus lo?"
"Ya tidur di kamar gue juga lah, Gue di window seat, dia di kasur."
Neo yang diamanatkan Diaz untuk menjaga Aleya sebelumnya hanya melirik gadis kecil itu, menunggu responnya.
"Aleya nggak masalah, Kak."
"Yaudah gue cabut mau siap-siap pergi," pamit Neo.
"Kemana, Kak?"
"Ada urusan." Neo menepuk bahu Andra. "Lo baik-baik sama Aleya."
"Iya, siap-siap sono!"
Neo segera pergi ke lantai atas tanpa mendengarkan lagi Andra yang sedari tadi segan jika Neo dan Aleya saling bicara. Ia merasa aneh dengan sikap labil Andra, padahal kemarin tidak suka dengan kehadiran Aleya. Mengapa sekarang mendadak berubah?
"Lo apa-apaan, sih!"
"Gue nggak suka ya lo ngobrol sama cowok lain, apalagi lo akrab sama Neo, yang ada lo bisa keceplosan soal hubungan pura-pura kita."
"Lo terlalu posesif, pantes Kak Gaby nggak betah sama lo-"
Andra menarik pinggang Aleya mendekat sehingga dapat merasakan gadis itu sedikit terkejut akibat ulahnya. "Kalo gue posesif kenapa, hm?"
Bertepatan saat itu Neo sudah kembali turun dari lantai atas. Ia melihat kemesraan Andra dan Aleya di meja pantri.
"Ada Neo di belakang sana, akting lo mana?" tanya Andra tanpa suara.
"Emm-Gal, jangan gini." Aleya bertutur lemah lembut mendorong bahu Andra usai melirik Neo yang turut melihatnya.
Neo tidak bereaksi apa-apa dan hanya segera pergi. Andra menoleh ke arah pintu, memastikan laki-laki itu meninggalkan rumah bujang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Teen FictionMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...