05| Meet Andra's Friends

369 19 0
                                    

Follow akun wp dan igku ya @melthnz

Jangan lupa Vote dan Comment!
Jan sider terus hehe

Oh ya kalo ada yg typo, remember me ya!

Happy Reading!

* * *

"Lo udah belom, sih, dandannya?"

"Aleya!" teriak Andra dari luar kamar. Ia bilang hanya mandi dan berpakaian dan touchup wajah sebentar 20 menit mungkin selesai. Buktinya mana? Andra sudah menunggu 45 menit di ruang tamu sambil membaca buku. Lama-lama ia bisa jamuran menunggu Aleya yang tidak kunjung keluar, "Aleya, babi!"

BRAK!

Aleya keluar dari kamar dengan membuka pintu lebih kencang dari biasanya. Gadis itu keluar dengan style anak muda zaman sekarang. Dengan kaos oblong polos warna biru pastel dan bawahan celana high waist yang sedang tren.

"Bisa nggak sih lo ngomong difilter dikit?" Aleya berdecak sebal pada Andra.

Mengapa harus memanggilnya dengan berteriak? Ini rumahnya sendiri bukan hutan ataupun lapangan. Jangan karena ayahnya sudah pergi juga ia bisa seenaknya pada Aleya di rumah.

"Nggak bisa, gue udah lumutan nungguin lo dandan, cantik nggak, menor iya!" Andra mencibirnya. Aleya sama sekali tidak menanggapi lagi, mungkin mata laki-laki itu serang bermasalah.

Mereka memasuki mobil bersama, mobil Andra tepatnya. Diaz sudah berangkat lebih dahulu karena penerbangannya mulai berangkat pukul 3 sore.

Andra terpaksa mengajak Aleya kali ini semenjak ucapannya tadi siang yang mengancamnya, ia berpikir kalau tidak ada salahnya mengajak gadis itu. Andra bisa memanfaatkannya sewaktu-waktu.

Andra menyetir dengan fokus, sementara Aleya, di sampingnya sibuk bermain ponsel. Sepanjang jalan keduanya sama-sama hening tidak ada yang membuka obrolan satu sama lain. Sampai Andra membuka obrolan setelah keluar dari tol, tepatnya mereka sudah sampai di kota tujuan.

"Al?" Andra dengan sengaja menyenggol lengannya menggunakan siku untuk memanggil.

"Apaan sih?" ucap Aleya sebal.

"Nanti lo yang tidur di hotel sendiri, ya?" pinta Andra tanpa melirik Aleya.

"Trus lo?" tanyanya balik.

"Ya tidur di kosan gue lah sama temen-temen gue," jawab Andra dengan singkat.

"Gue aduin Ayah kalo gitu." Sangat mudah Aleya mengancamnya. Aleya memang sering sekali membuat Andra darah tinggi.

"Seneng ya lo ngancem-ngancem gitu? Itu ayah gue, bukan ayah lo," perjelas Andra. Dia hanya anak angkat yang jelas, tidak mengalir darah ayah kandungnya ini.

"Yaudah ... gimana nanti," ungkapnya tanpa basa-basi. Aleya menyumpal telingannya dengan airpods, lebih baik ia mendengarkan lagu. Berdebat di jalan seperti ini malah membahayakan keselamatannya.

Mobil Andra berhenti di tengah padatnya kendaraan, di depan sana sedang lampu merah. Maka dari itu ada menghentikan kendaraan.

Andra menoleh ke kanan melihat kaca spion samping, memastikan kendaraan lain tidak menyentuh badan mobilnya. Ia sangat bosan jika menunggu macetnya lampu lalu lintas seperti ini.

Di lihatnya di samping kiri, Aleya tengah memejamkan mata sambil mendengarkan musik melalui airpodsnya. Andra sebenarnya mengakui bahwa Aleya cantik, tapi ia enggan mengatakannya. Ia punya pacar, bagaimana bisa ia mengatakan pada orang lain apalagi orang yang terpaksa jadi adik angkatnya? Jelas itu tidak boleh, Andra masih setia dengan Gaby.

GALANDRA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang