40| Ash's Grave

162 5 0
                                    

Helooo

Udah berapa hari ya aku ga update? Wkwk

Jangan lupa vote dan komen yaa🥹

Happy reading kalo gitu🥰

* * *

"Lalita-Lalita, gue tau itu lo, ngapain sih jauh-jauh dari Indonesia nemuin gue? Udah gue bilang juga gue yang bakal nyamperin nant-Rafael?" Anaya yang baru menuruni tangga membulatkan mata pada sosok laki-laki yang bangun dari atas sofa. Ia berjalan menghampiri, kenapa asitennya tidak bilang kalau yang datang kemari adalah laki-laki?

"Ng-ngapain lo ke sini?" tanya Aleya berusaha baik-baik saja walaupun kenyataannya jantungnya tidak aman mendapati Rafael kemari. Apakah ia mengetahui sesuatu semenjak datang ke rumah ini?

"Lo mau keluar?" Raut wajah Rafael sangat datar memperhatikan penampilan gadis di depannya.

"Tadinya, gue bisa batalin ketemu temennya." Anaya menjeda kalimatnya. "Lo tau gue di sini dari mana?" tanyanya lagi penasaran.

"Lupa? bokap lo sama bokap gue kan, rekan kerja."

Anaya terdiam, memang lupa bahwa mereka berdua saling kenal. Namun, kenapa lagi-lagi Thomas bertindak sesukanya tanpa memberitahu lebih dulu bahwa Rafael mencari keberadaannya hingga jauh-jauh rela datang kemari.

"Susah juga nemuin lo yang nggak ada kabar." Rafael berbasa-basi, membuat pengakuan terang-terangan. "Ngilang gitu aja dari semua orang."

Aleya merasa tak enak dengan apa yang terjadi, ia sudah menjanjikan diri untuk mengajak Rafael ke suatu tempat dan hendak menjawab semua jawaban dari pertanyaannya. "Raf, soal itu gue janji bakal jawab-"

"Lo nggak perlu janji lagi, gue udah tau jawabannya."

Anaya mengerutkan kening, menautkan kedua alis, apa maksud dari semua ucapan Rafael ini? Tatapan Rafael padanya agak berbeda pada hari ini.

"A-apa?"

"Anaya ...."

Jantung Anaya mencelos ke dasar tidak mengetahui bahwa hari ini terbongkar sudah penyamarannya di hadapan Rafael dirinya bukan lagi Aleya. Padahal ia sudah mempunyai rencana. Namun, waktu yang tepat tidak memungkinkan dirinya mengatakan semuanya.

"R-Raf, m-maksud lo apa sih?" Anaya berusaha mengelak untuk tidak menjelaskan hal ini pada Rafael sekarang, takutnya ia tidak terima dengan kenyataan yang terjadi.

"Lo nggak perlu nyanggah hal apapun dengan ubah identitas diri lo sebenarnya, Anaya," potong Rafael ingin Anaya mengaku tentang apa yang terjadi. Padahal Rafael terus berperang menunggu perasaannya terbalaskan, tapi jawabannya malah seperti ini. Hatinya sakit mengetahui Aleya yang di dekatnya kembali bukanlah Aleya yang sebenarnya.

Anaya mencoba mendekat. "Raf, g-gue ...."

Memangnya Non Anaya nggak cerita?

Pikiran Rafael teringat akan ucapan asisten tersebut padanya sehingga emosinya yang tak terkontrol membentak Aleya tanpa segan, "Kenapa lo tega, hah?! Lo bohongin semua orang di sekitar lo, termasuk gue!"

"Gue nggak bermaksud bohongin lo ...," lirih Anaya. Matanya berair tak tahu harus bagaimana lagi menghadapi tekanan di situasi seperti ini menghadapi sosok Rafael.

Mungkin bisa tanya pada Non Anaya tentang Non Aleya, Den. Bibi nggak bisa ceritainnya.

Rafael berjalan menghampiri, memegang bahu Anaya yang bergetar. "Dimana Aleya sekarang? Dimana lo sembunyiin dia?"

GALANDRA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang