39| Lost Soul

146 7 0
                                    

HALOOOL

Happy Eid Adha unuk yg muslim🙏🏻🐄🐐🐪

Akhirnya bisa update lagi

Happy Reading ya!😉

* * *

Gal, maafin aku, ya? Sampai saat ini belum bisa percaya sama kamu.

Aku juga sayang sama kamu ....

Bisikan itu, genggaman tangan itu dan luka yang terobati, entah kenapa semuanya terasa nyata, Andra tidak menyangka apa yang telah terjadi setelah dibangunkan oleh kernet bus untuk segera berhenti. Langkahnya terayun memasuki rumah bujang.

"Lo kenapa nggak telpon gue aja minta jemput?" Neo bertanya ketika ia baru tiba.

"Gue nggak kepikiran." Andra tidak ingat dan takut Neo sibuk dengan urusannya. Ia duduk di sofa ruang tamu dengan nyaman.

"Tangan lo udah diobatin?" Neo kembali menimpalinya dengan pertanyaan.

"Udah, nih nggak liat udah disalepin," unjuknya menunjukkan tangannya yang luka.

"Ada yang mau gue omongin."

Andra seketika tertarik mendengarnya hingga duduk mendekat. Raka dan Neo yang sedang masak di meja balik meja bar sana turut mendengarkan.

"Gue ketemu Aleya di rumah sakit jiwa," sambung Neo.

Panci yang semula berada di tangan, jatuh ke lantai hingga menimbulkan bunyi yang cukup kencang menjadi sorotan mata dari semua orang.

Raka meminta maaf dan segera mengambilnya. Keduanya itu menghentikan masakannya dan menghampiri Neo dan Andra.

"Gue kaget, coba ulangin lo ngomong apaan tadi?" pinta Raka.

"Gue ketemu Aleya di rumah sakit jiwa, tempat nyokap kerja." Keempatnya terkejut lalu bertanya-tanya apa yang dilakukan Aleya di sana.

Neo mulai menjelaskan, "Dia bukan pasien, dia ngunjungin pasien kata ibu gue."

"Ibu lo tau? Kenapa nggak tanyain aja?" sela Raka.

"Ibu gue nggak boleh bagiin informasi pribadi pasien, sekalipun sama anaknya sendiri." Raka berdecak mendengarnya. "Waktu gue kejar juga dia udah hilang, nggak tau kemana."

Andra terlihat berpikir menyimak cerita Neo dan menyimpulkan, "Berati dia di sini? Satu kota sama kita."

"Lo mau cari dia, Dra?" ucap Chris menangkap inti simpulan Andra.

Andra kembali terbawa suasana galaunya. "Kalo ditanya mau nggaknya, ya pasti gue mau. Gue mau tau kabar dia gimana, gue mau dengerin apa yang jadi problem dia. Gue mau tau semuanya tapi gue gak berhak, gue sendiri yang mutusin buat setuju akhirin hubungan sama dia. At least, nggak apa-apa kalo gue bukan jadi jodoh dia, tapi gue mau dia tetep ada, nggak pergi kemana-mana." Andra termenung dengan pikirannya dan berkomentar terhadap diri sendiri, "egois nggak sih, gue?"

"Menurut gue nggak sih, dia di posisi yang bener-bener nggak baik diliat terakhir kali kita liat. Dan saran gue dia butuh seseorang yang bisa mahamin perasaan dia, bukan malah biarin dia sendirian," pungkas Neo.

Andra mengusap wajahnya kasar. "Bodoh banget gue nyakitin dia waktu itu. Gue nyesel udah bertindak bodoh."

"Emang nggak ada otak lo, lain kali pikir dulu makanya," geram Raka. Ya, jangan heran lagi Raka walaupun humoris kadang di mode seriusnya dia selalu berkata terang-terang kalau ia tidak suka dengan seseorang. Jadi lebih baik berkata di depan daripada berbicara di belakang.

GALANDRA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang