Yeay update lagi!
Seneng bisa update 2500kata
Yuu dukung dengan vote komenHappy Reading✨
***
Anaya terdiam menghadap ke arah kaca jendela mobil, menatapi sorot lampu perkotaan. Di sebelahnya ada Andra yang fokus menyetir, sementara Natan berada di kursi belakang sedang duduk diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun semenjak ia hilang dan kembali bersama Raka.
"Natan," ucap Andra membuka topik obrolan melirik anak kecil itu dari spion tengah. "Maafin Om Andra, ya?" pintanya.
"Natan masih belum maafin Om Andra, Natan liat Om Andra marahin Buna."
"Kalo kamu liat, kenapa nggak kamu lerai?"
"Karna aku masih anak kecil, Om. Apa yang mau didenger dari seorang anak kecil? Makanya aku minta bantuan orang yang aku kenal."
"And then, Raka yang Dateng, kan? Tapi dia nggak bantuin kamu."
"Om Raka ngomong kalo Om Andra sama Buna lagi punya masalah dan harus diselesaiin, Natan kira ucapan Om Raka ada benernya, makanya Natan sama Om Raka."
Andra termenung, Natan ternyata lebih dewasa dari yang ia pikirkan, walaupun masih kisaran 5 tahun, tapi dalam menanggapi masalah selalu dipertimbangkan dengan hati-hati.
"Emm kata kamu tadi Om Andra masih belum dimaafin, terus gimana caranya supaya dapet maaf dari kamu?" tanya Andra mengulang jawaban Natan sebelumnya. "Om ajak jalan-jalan mau?"
Anaya menoleh, melirik Andra yang kini sesekali menatapnya. "Nggak perlu-"
"Om Andra nggak akan ganggu Buna lagi, nyakitin Buna lagi, bisa?" pinta Natan.
Andra terdiam, pertemuan kali ini harusnya jadi pertemuan yang bisa dibilang kesempatan buat memperbaiki hubungan meskipun sudah masing-masing tapi karena terlalu emosian menjadi masalah baru.
"Natan, tanpa kamu minta harusnya dia ngerti. Nggak perlu ganggu kita lagi," tutur Anaya membuat Andra kini berhenti memarkirkan mobilnya di tepi pintu masuk kawasan apartemen. "Kita turun di sini aja, ayo Nat!"
"Tunggu dulu, Anaya." Andra menyentuh bahu Anaya lalu melepasnya. "Gue mau tanya soal Natan."
"Cukup, Dra, lo terlalu jauh..." Anaya keluar dari mobil Andra, lalu membukakan pintu mobil belakang. "Natan ayo keluar!"
Andra langsung segera menyusul keluar mobil menghampiri Anaya yang membawa keluar Natan.
"Nay, Natan tau soal ayahnya?"
"Om tau soal papa?" tanya Natan. "Siapa Papa Natan, Om?"
"Nggak ada soal Papa-Papa." Anaya berterus terang menatap Andra. "Natan nggak punya Ayah!"
***
Dentuman musik memenuhi seluruh ruangan yang dipenuhi banyak orang yang melompat-lompat dengan seorang DJ di atas panggung yang menjadi center utama.
Sementara Andra, ia kini tengah duduk di salah satu meja sendirian sambil menikmati gelas yang sudah diisi setengah oleh wine.
Andra mengguncangkan gelas perlahan setelah meminum dalam beberapa kali tegukan. Andra frustasi semenjak pertemuannya dengan Anaya tadi, kenapa balas dendamnya pada Anaya merubah dirinya menjadi peduli pada wanita itu?
Setiap mengucapkan nama Galvin, Anaya pasti marah, apalagi Natan, seolah tidak tahu apapun tentang ayahnya. Sebenarnya ucapan Galvin itu kenyataannya benar atau salah?
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Teen FictionMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...