Hello, update lagi nih!
Rajin2 vote komen yaa🫣Happy Reading!
* * *
"Kuliah kamu gimana? Aman?"
"Lah emang kapan kemalingan?"
Diaz bergeming antara ingin marah dan ketawa bersamaan. "Ayah tanya bener-bener malah ngelawak. Mau dikeluarin dari KK?"
Aleya yang membawa nampan berisi teh, sengaja mengganti minuman sore yang biasanya dengan kopi menjadi teh, mereka takut terkena asam lambung. Tanpa perlu lama Aleya merendahkan diri berjongkok mengantarkan teh pada kedua laki-laki yang tengah berdebat di ruang tamu. Ia terkekeh pelan dengan pembicaraan mereka yang terdengar hingga dapur. "Keluarin aja, Yah," sahut Aleya mendukung ucapan Diaz.
"Jahat banget malah dukung Ayah." Wajah Andra memberengut kesal. "Orang jawab sesuai pertanyaan juga. Kan Ayah nanya 'kuliah gimana sekarang? Aman?' jelas aman, kapan kemalingan?"
"Y-ya nggak salah juga sih."
"Aku netral aja. Nggak dukung siapapun."
"Cie 'aku' sekarang?" Diaz malah meledek Aleya yang berganti panggilan. "Gegara semalem, ya? Keciduk Ayah pulang dari pabrik."
Aleya menunduk malu sementara Andra pura-pura tidak tahu tentang apa yang terjadi.
"Sini duduk!" titah Andra pada Aleya, menepuk sofa kosong sebelahnya. Laki-laki itu segera merangkulnya saat Aleya duduk, menunjukkan kasih sayangnya sebagai seorang pacar. Ingat, mereka resmi menjadi pacar sungguhan.
"Ayah kapan nih nyusul punya pacar?" Andra membuka topik lain yang menimbulkan Diaz tersedak minumannya.
Aleya sampai khawatir bertanya, "Ayah nggak-nggak apa?"
"Nggak, Al." Diaz menatap sebal anaknya. "Kamu ngomong apa sih, Dra?"
"Gitu aja sampe keselek, Andra kan cuma nanya."
"Emangnya kamu udah siap punya ibu tiri?"
Setiap orang yang mendapat pertanyaan ini pasti bertanya-tanya pada diri sendiri, bukan? Siapkah menerima orang baru di kehidupan keluarganya nanti? Jawabannya siap tidak siap. Namanya juga orang tua, mereka harus sepasang, saling melengkapi suka dan duka. Andra pastinya ingin Ayahnya ada yang mengurusinya, ketika sakit, lelah, sibuk, semuanya dilakukannya sendirian semenjak Andra kuliah.
Maka dari itu Andra mau Ayahnya ada yang menemani, ibunya pun pasti tak masalah jika mengetahui sang Ayah memiliki pasangan baru. Toh Andra sendiri sudah dewasa, sudah bisa menyikapi mana yang baik maupun yang buruk. Apalagi ia akan membenarkan bahwa tidak selamanya orang tua tiri itu selalu berlaku jahat, sifat seseorang itu tidak satu jenis saja melainkan beragam.
Jadi untuk apa menentang kebahagiaan orang tua yang ingin menikah lagi? Selama orangtuanya dengan pasangan baru masih pengertian dan perhatian terhadapnya, itu tidak masalah.
"Ya kalo perlu jangan yang galak sih, Yah, Andra nggak masalah kok. Pokonya dia yang sayang sama Ayah, sama Andra, sama Aleya juga. Itu aja sih permintaan Andra. Ayah udah ada calonnya emang?"
"Andra ...." Aleya menyikut lengan Andra. "Kasian Ayah ih, kamu tanya gitu jadi tertekan."
"Ayah nggak apa-apa, Al. Andra juga seharusnya udah boleh tau soal ini, dia udah dewasa."
"Soal ini? Soal apa?" Andra mengindahkan kata yang menurutnya ambigu didengar. "Soal calon? Bener udah ada?" Andra bertanya dengan jelas berharap ada kabar baik dari Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Novela JuvenilMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...