53| New Life

106 3 0
                                    

Andra menghampiri seorang diri pasangan yang tengah berbincang itu, tidak berhasil mengejar Anaya yang rupanya tidak masuk ke dalam lift melainkan menemui Rafael yang terlihat sebagai tameng pelindungnya justru membuat Andra tertarik menemui untuk melakukan sedikit permainan kecil yang tak terlupakan.

Andra mengukur senyuman iblisnya ketika memanggil Rafael. Namun, alih-alih wanita itu malah beralih ke samping tubuh Rafael berpegangan tangan, layaknya pasangan suami-istri.

"Rafael?"

"Kak Andra?" Rafael mendelik, terkejut akan kehadiran Andra.

"Sorry, gue ganggu perbincangan kalian."

"Ehh ... nggak kok!" Andra tersenyum tipis mendengar kesan yang didapatnya. "Btw, jadi ini acara-"

"Ya, acara gue."

"Oh wah, selamat, Kak."

"Terimakasih," tutur Andra dengan senyum tipis memandangi wajah Anaya yang gelisah dan berbisik pada Rafael seperti ada yang mau disampaikan. "Kalian apa kabar?

"Kami baik," pungkas Rafael.

"Syukurlah." Andra berbohong dibalik ucapannya itu, tidak mungkin ia mengatakan apa yang ia rasakan setelah mendengar kabar mereka selama ini yang baik-baik saja sementara ia penuh dengan rasa sakit setelah dikhianati. "Kalau begitu gue permisi, selamat menikmati hidangan dan acara."

Andra memutuskan untuk pergi seraya bergumam kesal, lebih baik Andra beri kebebasan untuk mereka pada malam hari ini, mengingat malam ini adalah acara peresmian unit apartemen, tidak mungkin harus dikacaukan karena perbuatan sebagai ajang balas dendamnya.

"Dra, bokap lo nyariin." Mendadak seseorang datang dari arah belakang menepuknya.

"Nanti gue ke sana, Ta"

"Sekarang, Dra." Tarik Lalita yang tak ingin Andra terus menatap Anaya berbincang di sana bersama Rafael.

Acara malam ini berjalan lancar, Andra telah menutup peresmian dengan memberitahukan bahwa penjualan apartemen sudah memenuhi sebanyak 75% artinya separuh lebih unit apartemen telah terjual habis.

Menemui banyak klien membuat Andra harus banyak bersulang merayakan keberhasilannya. Entah berapa gelas alkohol yang diminumnya. Akhirnya Andra merasa dirinya hampir hilang kesadaran.

"Dra, biar gue bantu lo ke kamar," ujar Lalita.

"Biar gue aja, sekalian gue urus si Raka," usul Chris yang kini memapah Andra, ia tau Lalita perlu istirahat di unit apartemen yang disiapkan Andra untuknya sebagai hadiah. "Lo balik ke unit aja, udah malem."

"Yaudah kalo gitu." Lalita tersenyum tipis dibalik wajah lelahnya, ia mengecup pipi kanan Chris yang mengejutkan Neo yang masih disana termasuk Chris sendiri. 'Thanks," bisiknya.

"Emm ... gue anter Gaby pulang dulu." Neo berpamitan.

"Maksud yang tadi apa, Ta?"

"Eng-ngga ada maksud apa-apa, gue ke unit dulu. Good night!" ucap Lalita lalu beranjak pergi.

Chris menarik bibirnya, merasa senang dengan tindakan yang dilakukan Lalita barusan. Apa ini sebuah tanda bahwa ia harus mengejar Lalita kembali?

Waktu berputar cepat, kini sudah berganti hari. Chris membopong kedua pria yang sama-sama hilang kesadaran memasuki lift. Beruntung ia tidak minum banyak karena tahu bahwa Raka akan merepotkan ya kalo ini tetapi sekarang ditambah Andra jadi jauh lebih merepotkan.

Pintu lift terbuka Chris membawa keduanya ke unit Raka terlebih dahulu karena lebih dekat, sementara unit Andra berada di ujung. Chris meletakan Andra di dekat pintu masuk, dan membawa Raka ke dalam unit memastikan pria itu tidak muntah, namun takdir berkata lain. Belum sampai tempat tidur Chris membawa langsung ke kamar mandi.

GALANDRA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang