27| Secretly like

178 10 0
                                    

Halooo
Cepet update nih
InsyaAllah cepet terus updatenya

Happy Reading!

* * *

"Darimana?"

Andra yang tadinya ingin balas dendam karena sudah dikerjain mendadak dingin setelah mendapati Aleya pulang jogging diantar dengan sebuah mobil.

"Emang nggak tanya sama Bibi?"

"Tanya, lo abis jogging, tapi lo darimana selama itu joggingnya?

"Ya jogging, pulangnya mampir makan bubur." Aleya membuka tutup botol minum yang dibawanya sejak pagi, lalu menghabiskan isi air di dalamnya.

"Jangan boong!"

"Orang bener kok!" Aleya bersihkukuh dengan argumennya.

"Yaudah sih, biasa aja jawabnya."

Lah? Dia duluan yang ngegas nanyanya.

Aleya membiarkan diri untuk tidak menyahut apapun lagi, begitupun dengan Andra, ia pun malah beralih pergi membiarkan Aleya di depan rumah sendiri.

Gitu aja responnya? Harusnya marah dong karena semalem gue kerjain.

"Oh ya, gue—"

"Awh!" Aleya yang baru masuk rumah harus meringis karena terpentuk dada bidang Andra yang berbalik seketika. Tunggu bentar, bau parfum tak biasa pada kaos yang dipakai Andra. Bau parfum ini sama seperti yang dipakai Aleya dulu.

* * *

Nggak! Pasti banyak yang pake parfum itu. Mana mungkin juga tanpa gue cari tau, kebenarannya dateng sendiri.

Aleya memandang wajahnya di pantulan cermin. Melihat dirinya sendiri seolah mendapat jawaban atas pencariannya yang selalu sia-sia.

Aleya, kasih tau gue siapa yang nyebabin lo bunuh diri?

Apa bener, Andra?

"Aleya, lo lama banget mandi deh."

Aleya memandang pintu sesaat sembari berdecak. "Ganggu aja," gumamnya.

"Iya, bentar."

Di luar kamar Aleya, Andra terus mondar-mandir dengan perasaan tak menentu, tingkah lakunya tadi bikin jantung Andra berdegup setengah mati sewaktu mencium kaosnya. Andra berpikir Aleya merasa bau dengan parfum favoritnya, namun pasalnya tanggapannya biasa saja.

Andra terus menunggu Aleya keluar kamar untuk mengajaknya pergi kencan yang kedua karena kencan pertama mereka sepertinya gagal akibat Andra sendiri. Ia juga pun mengusap-usap tangannya, padahal cuaca di luar sangat cerah dengan matahari yang terpancar masuk melalui semua kaca jendela.

"Sorry lama."

Tubuh Andra berbalik setelah badan Aleya muncul keluar dari pintu kamar memakai pakaian dengan style sederhana namun dapat memikat pandangan Andra sekarang.

"Jelek, ya?" tanyanya.

"Nggak, bagus." Andra masih belum berkedip memandang. "Lo cantik, Al."

"Thanks." Aleya mengulum bibirnya kemudian menunduk sesaat. Entah kenapa ia jadi salting ditatap begini.

Anaya berhenti, ini bukan kehidupan lo. Jadi stop lo lakuin ini pake perasaan, batinnya mengingatkan agar Aleya kembali bersikap normal.

Tangan Andra terulur, menyambut tangan Aleya yang sudah seharusnya ia genggam sejak tadi. "Ready for a second date? Ayah udah nunggu di bawah."

GALANDRA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang