57| Back to Reality

35 2 0
                                    

Haiii
Malmingan nih

Pada kemana ya?

Buat nemenin malming kalian, akhirnya update lagi nih...

Happy Reading!

***

"Tante Aleya cantik ya, Bun?" ucap Natan teringat wajah Aleya di krematorium sedang tersenyum. "Pantes Om Rafael suka, kaya Barbie gitu, Natan juga suka."

"Kamu mau saingan sama Om Rafael?" Rafael melirik Natan yang ada di jok belakang sedang bermain mainan batmannya melalui kaca spion tengah.

"Natan maunya cari yang seumuran aja," ujarnya seperti orang dewasa

"Masih kecil kamu," sahut Anaya, ia tak mau anaknya hanya memikirkan cinta-cintaan saja nantinya. "Kamu harus sukses dulu, baru mikirin pasangan."

"Iya, dewasa aja belom." Keduanya orang dewasa di jok depan hanya terkekeh dengan penuturan Natan.

Setelah dari pemakaman, jarak menuju tempat tinggal Anaya yang baru memang cukup jauh, tempat tersebut dipilih oleh Rafael agar bisa dekat dengan rumahnya dan cukup strategis dekat dengan wilayah perkantoran dan sekolahan Natan.

"Loh, tidur dia," ucap Anaya melihat Natan ketiduran disana karena ketiganya tak ada percakapan dan hanya saling diam.

Tiba-tiba Rafael bertanya sesuatu pada Anaya untuk mencegah kantuk dan juga rasa penasarannya. "Nay, setelah lo resign dari studiofoto Raka, rencana lo bakal kemana?"

"Gue belum tau, Raf. Rencananya sih gue mau berenti dari model. Cari kerjaan lebih baik dan fleksibel aja."

"Penawaran dari gue gimana? Gabung di H&M Group?" H&M Group sendiri adalah mergeran dari Hardin dan Miller Group. Perusahaan ini jadi raksasa asia yang sudah memiliki banyak properti mulai dari apartemen, hotel, perumahan dan juga villa. "Satu-satunya kesempatan emas buat lo berjasa di perusahaan bokap, Nay."

"Nanti gue pikir-pikir lagi ya, Raf?"

Rafael memutarkan mobilnya menuju pintu masuk cluster mewah. Tapi tunggu, Anaya ingat disini soal tempat tinggalnya siapa.

"Raf, ini kan...,"

"Sengaja gue cariin minihome, supaya kita tetanggaan." Rafael memutar kemudinya memasuki tiap blok dan berhenti di salah satu rumah. "Udah sampe kita."

"Astaga Raf, ini rumahnya?" Anaya terkejut menatapi rumah minimalis sampai ternganga melihatnya. "Ini kebagusan, Raf." Anaya sontak  memeluk Rafael yang disambut hangat pria itu.

Ketika pelukan mengendur, Rafael menatap sang kakak dengan sorot mata yang sayu. "Sorry ya, selama 5 tahun ini gue nggak bisa bantu dan nggak bisa selalu ada terus dihidup lo, kak. Lo harus menderita sendirian ngerawat Natan, kuliah, kerja. Dan gue juga di sini harus bantuin Papa buat buktiin gue bisa berhasil sampe dititik ini."

Air mata Anaya perlahan turun. "Makasih, Raf, lo udah bantu banyak meskipun kita nggak tumbuh kecil bareng-bareng, lo tetep adek gue, dan gue selalu berharap bisa cari lo suatu saat dan tanpa sengaja Tuhan udah ngatur skenario dengan kita ketemu waktu dewasa gini."

"Anytime, Kak. Kapanpun lo butuh gue pasti bantu." Rafael merengkuh kakaknya sesaat lalu kembali terlepas dengan penuturan Anaya.

"Lo juga, kapanpun lo butuh bantuan, gue siap bantuin."

Pria itu mengangguk perlahan. "Jadi, lo mau bantu gue dengan gabung H&M Group mulai kapan?" Ucapannya Rafael ini seketika membuat Anaya berekspresi sebal.

GALANDRA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang