Helooo malmingan ga niee pembacakuu
Kalo enggaa berati sama, saya juga mwehehe
Oke deh selamat membaca setelah gak mood kalo temen udah kirim stiker kaya di atas😂🤣
***
Anaya terbangun setelah merasakan pandangan gelap dan hilang kesadaran. Bangun-bangun kini sekarang kepalanya sakit sekali seperti tertimpa batu yang cukup berat, ditambah melihat keadaan sekitar menyadarkan dirinya masih di tempat yang sama yaitu apartemen Galvin.
Dengan mulut yang dilakban Anaya berusaha menggerakkan tubuhnya, sialnya kaki dan tangannya diikat oleh tali yang diikatkan pada kursi kayu. Untuk melepaskan semua ikatan itu, Anaya berusaha sendiri mencari cara agar bebas, tapi Galvin sudah datang membawakan sebuah nampan berisi makan dan minuman.
"Udah bangun ternyata, nggak usah lo berontak kaya gitu, yang ada bisa lukain tangan lo." Galvin menaruh nampan yang berisi makanan di atas nakas.
"L-Lo siapa sebenernya sih, Kak?" ucap Anaya to the point. "Kenapa lo ngelakuin semua hal ini? Nargetin gue, terutama sama Aleya... dan Andra, apa salah mereka?"
"Kenapa lo tanya? Lo lupa kejadian 2 tahun yang lalu? Seorang pria bunuh diri lompat dari gedung Hardin Group dan seorang gadis usia 15 tahun nabrak mobil seorang wanita di Jalan Sevielle...."Galvin mengingatkan sekilas ingatan di memori Anaya. "Mereka berdua yang merupakan korban itu orangtua gue, Anaya." Suaranya mulai melunak.
Anaya terkejut, sungguh.
"Bokap gue mati karena Thomas berhasil nipu semua aset bokap gue sampai dia bangkrut sedangkan nyokap gue, dia... ditabrak sama seseorang yang dimana gue tau bahwa pemilik mobilnya adalah lo dan pengendaranya itu Aleya."
Anaya menitikkan air mata mendengar apa yang Galvin ceritakan itu benar adanya. Kalau boleh jujur Anaya baru tahu bahwa kedua suami istri tersebut adalah orangtua Galvin, tapi untuk membalas semua hal ini tidak seharusnya Galvin melakukan hal yang banyak merugikan, cukup dibawa ke hukum untuk ditindaklanjuti.
"Lo bayangin Anaya gimana nggak sakit hati gue disaat besoknya gue mau ulang tahun dan mau ngajak mereka liburan nyokap meninggal disaat mau nemuin bokap gue yang meninggal di rumah sakit. Apalagi mereka mati karena satu keluarga yang sama." Galvin menangkup wajah Aleya. Menekan dagunya lalu membuka lakban tersebut. "Seharusnya lo udah mati lebih dulu waktu jatuh dari tangga, sialnya lo masih dikasih hidup, gue jadi deket sama lo dan punya lagi perasaan sama lo sekarang." Galvin menyapu bibirnya yang kering lalu tangannya terangkat membelai wajah Anaya. "Lo pasti lupa kalo kita dulu pernah kenal, bokap gue kerja di perusahaan bokap lo. Jadi lo beruntung, saat ini gue nggak akan bunuh lo lagi karena orang-orang yang ada disekitar lo yang akan bayar semuanya."
Mata Anaya melebar. "Nggak, Kak. Gue mohon, tolong berhenti, cara yang lo lakuin itu salah. Semuanya ini bisa diproses secara hukum."
"Persetan, Anaya! Hukum nggak bisa bantu apa-apa, Ayah dan Andra yang ada pada saat itu aja nggak bisa cegah orangtua gue sebelum meninggal dan biarin Thomas dan Aleya bebas, mereka bahkan enak nerima uang yang keluarga kalian kasih melalui pengacara."
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Teen FictionMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...