Haloo
Nungguin ya?!Selamat baca!
* * *
Meja makan yang tadinya hanya untuk dinikmati para laki-laki hidangannya. Kini diisi para gadis yang salah satunya Andra tak ingin ada kehadiran orang itu di sini.
"Selamat makan!" Keempat orang di meja makan itu bersorak kecuali Andra dan Aleya.
Makanan khas chinese Neo buatkan, ada ayam lada hitam, udang crispy, sayur pak choi, fu yung hai atau telur dadar disiram saus asam manis dan juga kwetiau.
Laki-laki itu jarang-jarang memasak, biasanya Raka di rumah bujang tapi karena ini sedang di rumahnya dan kebetulan Neo habis pulang berbelanja di supermarket jadinya ia memasakkan makanan khas chinese yang dulu pernah dimasak ibunya.
"Makan yang banyak, jangan sungkan," ucap Neo.
"Gue nggak usah lo bilangin juga udah pasti bakal nambah, Ne," sahut Raka.
Laki-laki itu mengalihkan pandangan pada Gaby, sang pacar. "Nih, jangan makan sayur sama ayam aja, udangnya juga." Neo memberikan lauk pauk padanya agar bisa kenyang setelah makan nanti. "Fu yung hai sama kwetiaunya, mau?" tawar Neo hendak mengambilkan.
"Nanti aku bisa ambil sendiri," ucap Gaby.
"Yang punya pacar beda," celetuk Chris mencomot lauk lain yang ada di meja makan.
"Sini gua ambilin," sahut Raka yang terbahak dengan ekspresi Chris.
Sementara Andra dan Aleya hanya hening saja bersebengan kursi meja makan mereka. Tak ada percakapan di antara mereka sampai akhirnya suara Raka kembali mengisi acara makan siang. "Al, mau gue ambilin makanan?"
"Makasih, Kak. Aleya bisa kok," jawabnya menggerakkan sumpit untuk mengambil ayam tapi ada sumpit lain menahan ayam tersebut.
Andra, pelaku itulah yang daritadi tidak mau ia tatap matanya. Namun, secara tak sengaja kedua mata mereka bertemu akibat sebuah potongan ayam.
"Hei, ayam nggak usah direbutin! Itu masih banyak."
Suara Raka membuat Andra mengalah mengambil potongan ayam yang lain. Tangan Aleya yang terulur juga malah mengganti ayam yang tidak jadi ia pilih tersebut. Sama-sama gengsi, pasangan yang telah berakhir putus tersebut.
"Aleya, tangan lo kenapa?" Gaby yang di sebelah Aleya menyadari uluran tangan Aleya terdapat beberapa luka yang tersembunyi di balik jaket croptopnya.
"Hah, tangan siapa?" Neo yang sedang makan tertarik mendengarkan ucapan Gaby.
"Luka gitu," ungkap Gaby.
"Aleya?"
Raka sampai menghentikan makannya, bersama Chris juga Andra yang tengah mengunyah pun terhenti.
Pada dasarnya dalam lubuk hati Andra merasa khawatir terjadi sesuatu pada Aleya. Mendengar kata 'luka' lalu tangisan, ditambah lagi raut cemas Aleya sekarang menjadikannya seorang pecundang yang tak bisa melakukan apa-apa meskipun masih di sisinya
Aleya menyudahkan makannya. "Maaf semuanya, Aleya izin ke kamar dulu," pamitnya segera pergi.
"Aleya?" Raka kembali memanggilnya. Namun, Aleya menggubris pergi langsung ke lantai atas.
"By, luka Aleya yang kamu maksud itu luka apa?" Neo yang penasaran segera bertanya pada Gaby untuk menjelaskan lebih detail apa yang terjadi.
"Luka sayatan, Yo."
Pengakuan Gaby membuat semua orang terkejut bukan main. Pasalnya, luka sayatan adalah luka yang dibuat untuk melukai diri sendiri. Mereka pikir Aleya awalnya adalah gadis ceria, semakin ke sini ia mengetahui sosok berani, tangguh dan memiliki sisi keras pada dirinya. Namun, akhir-akhir ini gadis terlihat lemah lembut dan belum lama mengembalikan sifat keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Teen FictionMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...