23| Don't Worry

218 9 0
                                    

Met bukaa
Gimana puasanya? Hari ini lancar?
Tetep semangat yaa sampe h-1 lebaran yaa

Oke segitu aja. Happy Reading!

* * *

"Gimana, ada jawaban?" tanya Neo.

"Hpnya aktif." Andra terus mengulum bibirnya dan mondar-mandir tidak jelas. Gerak-geriknya menyatakan bahwa dirinya sedang cemas.

"Panggilan yang Anda tuju sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi."

"Ck, tetep nggak diangkat."

"Coba lo chat dia siapa tau dia baca."

"Oke, gue coba." Andra beralih panggilan tadi menjadi pesan. Perasaannya menjadi tidak menentu sekarang, ia takut kejadian yang telah lalu menimpa pada Aleya. Tidak, Andra tidak boleh berpikir macam-macam.

"Gimana?"

"Pesan gue diread doang coba, Yo. Ngajak ribut dia." Andra kembali mengetik.

"Lo tenang dulu, dia kakak lo, lo jangan sampe kebawa emosi."

"Telat."

Andra sudah meluapkan amarahnya dan balasan darinya membuat Andra semakin yakin pasalnya mereka memang tidak pernah akur dan Galvin kakaknya yang selalu mencari masalah dengannya.

"Apanya?"

"Alvin udah cari gara-gara." Neo langsung menatap layar ponsel Andra yang ia ambil.

"Gue jemput Aleya dulu," izinnya berpamitan.

"Gue ikut," usul Neo.

"Lo pada tetep di sini aja, ini urusan keluarga gue."

"Dra?" Neo menahan lengan Andra yang hendak pergi. "Apapun yang terjadi, dengerin omongan dia dulu, jangan dikasarin. Lo jangan nethink dulu tentang mereka yang pergi berdua semalem."

"Gue juga tau, dan kalo sampe hal itu terjadi gue bakal lapor sama Ayah."

Bagus nggak bagus juga gue dijodohin sama dia, tapi dia masih tetep keluarga gue, apalagi jadi kakak ipar gue.

* * *

Aleya membuka matanya yang sayup-sayup begitu suara pintu lemari terbuka. Pandangan Aleya berotasi melihat ke sekeliling ruangan serba putih, lalu setelahnya melihat ada sebuah punggung pria gagah yang terekspos terbuka kini tertutup oleh pakaian kemeja.

Mata Aleya terbelalak lebar. Kaget, apakah semalam dirinya melakukan hal kotor dengan seseorang?

"Lo ngapain?!" pekiknya sembari melihat baju oversize dibalik selimut yang dikenakannya semalam rupanya masih ada.

"Aleya? Udah bangun?" Pria itu menoleh sambil menyelesaikan kancing kemeja satu persatu.

"K-Kak Galvin?"

"Sorry aku ganggu kamu tidur, ya? Aku kesini mau pake kemeja doang kok."

"Kemeja? Berarti kamar ini-"

"Iya. Kamu nggak inget semalem?"

"Kak, jangan bilang!"

GALANDRA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang