Haloo
Maaf banget ya rada telat update
Jangan lupa votekomennyaaHappy Reading!
* * *
"Who's the guy? Aku bakal cari tau orangnya."
Aleya termenung, ini dia yang terlalu terang-terangan atau Andra yang tidak tahu apa-apa yang dimaksud Aleya? Seharusnya dia merasa tersindir jika Aleya mengatakan adiknya depresi karena hamil di luar nikah. Apalagi usianya masih terbilang muda.
"Aleya—" Suara klakson mobil menghentikan perbincangan yang mereka bicarakan secara serius. "Siapa, sih?" decak Andra bangun dari tempat tidur, ia menyibakkan gorden untuk mengecek mobil yang datang mengganggu malam-malam dari jendela kamar Aleya.
Aleya yang mengusap-usap dada merasa lega pertanyaan itu teralihkan harus mencari cara agar pembicaraan mereka berakhir.
"Setan! Orang itu ngapain dateng?!"
Umpatan keras Andra di dengar Aleya yang kini menghampiri. "Kenapa?" Pandangan Aleya beralih ke bawah halaman sana, Galvin yang mengeluarkan koper dari bagasi mobil. "Loh Kak Galvin pulang."
"Nggak bisa dibiarin." Wajah Andra terlihat marah, lebih marah dari hal kemarin di apartemen Galvin yang ia lihat.
"Gal, jangan berantem lagi." Suara Aleya tidak didengarkan Andra yang memarahinya sebelum menyelonong pergi ke luar.
"Kamu diem aja di kamar!"
Tak lama suara keributan pun terdengar, entah membicarakan apa, kakak adik itu kembali ribut besar. Salah, Galvin bukan kakaknya melainkan saudaranya yang sudah tidak memiliki orangtua sehingga mau tak mau Diaz bertanggung jawab mengurus hidup Galvin hingga nanti berkeluarga.
Kembalinya Andra ke kamar Aleya membuatnya mengerutkan kening, napas Andra terdengar tak beraturan. Wajahnya cemas, seperti ada yang ditutupi olehnya.
"Gal, are you—" Andra malah memeluknya. "Dibilang jangan berantem lagi tadi."
"Aleya?" Aleya menggumam mendengar suara Andra dibalik pelukannya. "Can I sleep with you?" Dia bertanya, lalu hening sesaat, "Just sleep, no more."
* * *
Malam itu, Aleya tidak bisa tidur cepat karena tidur bersama Andra. Meskipun mereka hanya tidur biasa, kenyataannya jarak mereka sangat dekat sekarang hanya dibatasi sebuah guling. Aleya melirik Andra yang sudah tertidur lelap, ia sangat tampan menjadi sosok pendiam dan tidak banyak omong.
Aleya merubah posisi menatap langit-langit kamar, ia harus menjauhkan pikirannya untuk tidak terlalu jauh menyukai Andra. Aleya memejamkan matanya hingga tak terasa ia dibawa oleh alam bawah sadar.
Pagi harinya Aleya terbangun tanpa kehadiran Andra di sana, pikir Aleya Andra sudah keluar lebih dulu, takut Diaz memergoki mereka tidur bersama.
Usai membersihkan diri, Aleya keluar mencari keberadaan Andra. Gadis itu menuruni tangga, sesaat sebuah lengan menangkap tangannya dengan cepat.
"Hati-hati nanti jatoh."
"Kak Galvin?" Aleya pikir itu Andra.
"Cari Andra?" tebaknya."Iya, kok tau?"
"Andra pergi tadi pagi-pagi banget."
"Loh, kok nggak bilang Aleya, Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Teen FictionMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...